Serangan AS ke Iran: Trump Klaim Sukses Hantam Tiga Fasilitas Nuklir, Ketegangan Global Meningkat

Natanz: Salah satu pusat pengayaan uranium terbesar Iran. Lokasi ini sebelumnya sempat mengalami serangan siber dan sabotase.
Isfahan: Dikenal sebagai lokasi penyimpanan bahan nuklir dan pusat penelitian.
Sumber dari militer AS menyebutkan bahwa misi pengeboman dilakukan menggunakan dua hingga empat unit pesawat B-2 Spirit, pesawat pengebom siluman generasi lanjut yang mampu menembus sistem pertahanan udara paling canggih.
Pesawat-pesawat ini lepas landas dari Pangkalan Udara Whiteman, Missouri, dan singgah di Guam, yang menjadi pangkalan strategis AS di wilayah Pasifik Barat.
Laporan Haaretz, surat kabar asal Israel, mengonfirmasi pergerakan militer tersebut sejak Jumat malam, yang menjadi bagian dari strategi penekanan terhadap Iran pasca ketegangan di Selat Hormuz.
Meski AS mengklaim tidak ada korban sipil dalam serangan tersebut, Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kerusakan atau korban.
Sejumlah analis memperingatkan bahwa langkah ini berpotensi memicu eskalasi militer skala besar di Timur Tengah, termasuk potensi balasan dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Pengamat geopolitik dari Universitas Georgetown, Prof. Leila Radmanesh, menyebut tindakan ini sebagai “langkah paling agresif Washington dalam satu dekade terakhir.”
“Ini bukan hanya soal fasilitas nuklir. Ini adalah pesan kekuatan militer langsung ke Teheran,” jelas Radmanesh.
Pemerintah Israel dan Arab Saudi disebut telah diberi pemberitahuan sebelumnya, sedangkan negara-negara Eropa seperti Jerman dan Prancis menyuarakan keprihatinan mendalam dan menyerukan de-eskalasi segera.
Editor : Purnawarman