Hamzanwadi Luncurkan Kelas Bahasa Isyarat dan Gerakkan Relawan Disabilitas

"Kami berharap Program Studi Pendidikan Khusus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kampus ramah disabilitas dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat," ujar Muzakkar.
Dia mengatakan, kelas Bisindo diselenggarakan sebagai upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam memberikan layanan pendidikan inklusif, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat umum.
Kegiatan ini akan berlangsung selama empat bulan, dilatih oleh mentor dari kalangan juru bahasa isyarat dan teman tuli dari Gertakin Lombok Timur.
Sebanyak 61 peserta mengikuti kelas ini, yang terdiri atas guru-guru SLB, mahasiswa PLD, mahasiswa pascasarjana, serta tenaga kependidikan. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan dasar berbahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi yang efektif dan empatik terhadap komunitas tuli.
Hal ini ditindaklanjuti dengan melakukan program pengabdian kepada masyarakat di 12 sekolah sasaran yang tersebar di Kecamatan Selong dan Pringgasela, dengan melibatkan 36 relawan disabilitas.
Program ini akan berjalan selama tiga bulan dengan frekuensi 12 kali pertemuan di tiap sekolah. Tujuan utama dari program ini adalah membantu sekolah dalam menerapkan praktik pembelajaran inklusif yang berpihak kepada siswa berkebutuhan khusus.
"Kegiatan ini menjadi langkah konkret Universitas Hamzanwadi sebagai kampus inklusif yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan mahasiswa disabilitas di lingkungan internal, tetapi juga berkontribusi aktif dalam penguatan layanan pendidikan inklusif di masyarakat," tandasnya.
Editor : Suriya Mohamad Said