JAKARTA, iNewsLombok.id - Kisah mengharukan dari Alumni Siswi SMA 1 Selong Lombok timur dari orang tua kurang mampu berhasil masuk kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Mar’atul Hofizah (18) seorang anak buruh asal Lombok Timur.
Dia diterima kuliah di Program Studi (prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Atul-sapaan akrabnya mengaku ingat benar momen mendebarkan saat menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru UGM jalur seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Di hari itu sejak pagi, dia mengaku merasa begitu gelisah, antara diterima dan tidak.
Dia pun mengurung diri dalam kamar dan sesekali menitikan air mata. Dia begitu takut luar biasa akan bayangan seandainya tidak diterima kuliah di UGM.
“Saat membuka pengumuman, alhamdullilah diterima. Saya pun menangis sejadinya karena pilihan saya hanya di prodi Akuntansi UGM. Takut tidak diterima, saya pun segera berlari keluar kamar memberi tahu orang tua,” ungkapnya dikutip dari laman UGM, Selasa (2/7/2024).
Calon mahasiswi dari Lombok Timur ini begitu bahagia. Kebahagiaan itu pun semakin lengkap saat dia dinyatakan mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen alias dibebaskan dari biaya studi hingga lulus.
Atul mengaku sudah sejak lama berkeinginan kuliah di UGM. Bahkan keinginan itu telah terbentuk sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Meski berasal dari keluarga dengan kondisi perekonomian pas-pasan, dia bermimpi suatu ketika berharap bisa kuliah di UGM.
Meski hidup dalam serba keterbatasan ekonomi tak menciutkan keinginan Atul. Menjalani hidup dalam kondisi serba apa adanya menjadikannya kuat dan bersemangat di dalam belajar. Dia begitu meyakini pendidikan sebagai jalan untuk bisa merubah nasib keluarga menjadi lebih baik.
“Jadi keinginan kuliah di UGM itu sudah ada sejak SD. Tidak tahu kenapa ko pingin sekali,” katanya.
Atul merasa bersyukur dan beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat tahu keinginan hati kecilnya. Hairudin (52) dan Nihayah (45) sebagai orang tuanya pun sudah sejak lama membaca keinginan itu.
Meski tidak banyak yang bisa mereka lakukan, kedua orang tua Atul senantiasa mendukung harapan anaknya melalui doa. Di tengah situasi yang terbilang pas-pasan, Atul mengimbangi dengan usahanya dengan giat belajar dan mengukir prestasi.
Menjadi seorang akuntan menarik kuat minat Atul terhadap dunia akuntansi. Saat masih sekolah ia sangat terobsesi bisa bekerja di Big Four Company. Karenanya dia selalu berusaha mencatatkan prestasi terbaik selama di sekolah dan mendapat beasiswa.
Diterima di Program Studi Akuntansi FEB UGM menjadi babak baru kehidupan Atul saat ini. Dia begitu senang dan tidak akan melewatkan kesempatan ini.
“Awalnya tidak percaya diri untuk mengambil UGM, tetapi orang tua meyakinkan saya untuk tetap mencoba. Alhamdulillah sangat bersyukur akhirnya bisa diterima di prodi yang sangat saya impikan yakni di Akuntansi FEB UGM,” kata alumnus SMAN 1 Selong ini.
Dalam kehidupan keluarga, Atul merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Hairudin (52) dan Nihayah (45) asal Gubuk Timuk, Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Sang ayah bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa, dan ibu adalah ibu rumah tangga.
Dengan pendapatan yang tidak seberapa, sesungguhnya berat bagi kedua orang tua dalam menjalani kehidupan. Dengan mensyukuri apa pun yang diperoleh, kedua orang tua Atul tetap berpendirian kuat untuk tetap mengupayakan harapan anak-anaknya.
Dengan segala cara, kedua orang tua Atul bertekad agar seluruh anak-anaknya bisa mengecap pendidikan bahkan jika perlu hingga perguruan tinggi.
“Kami akan mengupayakan pendidikan terbaik bagi anak, apa pun kondisinya,” tutur Nihayah.
Atul merupakan satu dari ribuan anak bangsa yang lahir dari keluarga kurang mampu. Kuatnya keinginan gadis ini berhasil membuktikan kemiskinan bukan menjadi kendala untuk meraih mimpi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) sebagai bagian dari UGM berkomitmen kuat untuk meningkatkan inklusivitas dengan memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat dengan kerentanan ekonomi, sosial, maupun geografis.
Upaya tersebut sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendikbud Ristek Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana PTN yang mewajibkan PTN menerima minimal 20 persen kuota dari mahasiswa yang diisi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi dan dari daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Setiap tahunnya FEB UGM menerima tidak kurang dari 540 mahasiswa pada program sarjana. Pada tahun 2023, tercatat ada sebanyak 60 persen mahasiswa FEB UGM yang memperoleh berbagai beasiswa, termasuk beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen atau UKT 0 (nol).
FEB UGM memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu sebagai wujud komitmen UGM sebagai kampus kerakyatan. Pendidikan berkualitas unggul dan terjangkau bagi mahasiswa merupakan komitmen FEB UGM untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, merata dan inklusif.
Editor : Purnawarman