get app
inews
Aa Read Next : KPU Tetapkan di Pilkada 2024 setiap TPS Maksimal Sebanyak 600 Pemilih

Mi6 Kritik Lembaga Survey Hanya Sebatas Entertain Politik Semata

Kamis, 03 November 2022 | 08:56 WIB
header img
Mi6 Kritik Lembaga Survey Hanya Sebatas Entertain Politik Semata. Foto: Direktur Mi6 Bambang Mei. (ist)

MATARAM, iNewsLombok.id - Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 mengkritik keberadaan berbagai Lembaga Survey sebatas entertain politik semata guna menyemarakkan konstestasi pesta demokrasi, khususnya menjelang gelaran Pilpres maupun Pilkada serentak 2024.

Publik diharapkan tidak mudah hanyut oleh pesona beragam publikasi media yang dilakukan lembaga survey terhadap paslon/kandidat atas hasil pengambilan random sampling sebab ia bukan mencerminkan perolehan suara di TPS.

Sebagai Tools atau alat untuk melihat agregasi tingkat elektabilitas, keberterimaan ataupun Popularitas, hasil kajian dan analisis lembaga survey bisa dijadikan pegangan maupun second opini dlm menilai peta kekuatan politik maupun kecendrungan persepsi publik.

"Hasil kajian lembaga survei tidak boleh dianggap kepastian kemenangan," kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH.

Selanjutnya lelaki yang akrab disapa didu menambahkan, mengapa kemudian dalam pengambilan sample responden setiap lembaga survey selalu menyebutkan durasi waktu, metodologi maupun jumlah responden karena hal tersebut menyangkut persepsi responden pada saat dilakukan survey.

"Mangkanya kenapa lembaga survey harus melakukan survei berkali-kali dalam rentang waktu tertentu , hal ini untuk mengukur cerminan, misalnya pergeseran/ migrasi dukungan persepsi terhadap paslon tertentu pada waktu dilakukan survey tersebut," lanjut didu.

Lebih lanjut didu mengatakan keberadaan lembaga survei dalam kontestasi politik hal yang lumrah, tidak perlu diperdebatkan, apalagi menyangkutkan hasil analisis maupun hipotesa karena itu kajiannya empirik akademik yang bisa dipertanggungjawaban secara metodologi.

"Sekarang tergantung publik menyikapi beragam hasil survey, misalnya soal pilpres, mana figur yang bisa dipercaya atau sekedar pencitraan semata," tandas didu

 

Polling sebagai Anti-Tesa Survei Politik

 

Sementara itu untuk mengetahui kecendrungan persepsi publik secara merata tapi dengan metodologi pengambilan sample yang tidak rumit, Mi6 menilai Polling bisa dijadikan alternatif krn lebih praktis , efisien dan lebih legitimate tergantung jumlah responden dan tingkat sebarannya.

"Polling bisa jadi menjadi Antitesa dari Survey Politik karena prosedurnya tidak rumit. Makin banyak responden yang terlibat, makin kuat legitimasinya ," tukas didu.

Didu mengulas meskipun Polling secara metodologi terlihat sederhana tapi hasilnya dapat dijadikan panduan utk mengetahui mapping peta dukungan publik. Hal ini tentu tergantung dari materi lembar pertanyaan yg diajukan kepada responden dengan kalimat langsung.

"Dari perspektif legitimasi, Polling lebih kuat jika jumlah responden berkali-kali lipat dengan tingkat sebaran yang merata disemua strata sosial, " tukas lelaki yang pernah menjadi direktur eksekutif Walhi NTB.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut