Salah satunya datang dari Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia (AMPI) NTB, Rahmat, yang dengan tegas menyuarakan kekhawatirannya.
“Masuknya Khairuddin Juraid dalam bursa kandidat calon sekjend Gerindra sedangkan dia masih menjadi kader aktif Partai Golkar. Pertanyaannya, apa motivasi Khairuddin Juraid ingin merebut kursi sekjend Gerindra? Melainkan ada misi terselubung yaitu ingin menggrogoti internal Partai Gerindra untuk kepentingan 2029 ke depan,” tegas Rahmat.
Potensi Friksi Internal dan Tantangan Konsolidasi
Jika benar Khairuddin Juraid bergabung ke Gerindra NTB dalam posisi strategis, maka ini akan menjadi preseden politik penting, karena melibatkan lintas partai tanpa kejelasan status kepindahan kader secara resmi. Hal ini berisiko memunculkan friksi internal, khususnya dari kader-kader organik Gerindra yang telah lama membesarkan partai.
Belum ada konfirmasi resmi dari DPP
Gerindra mengenai finalisasi SK tersebut. Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa konsolidasi internal tengah dilakukan secara tertutup guna meredam berbagai dinamika yang mengemuka.
Konteks Politik Menuju Pemilu 2029
Pengamat politik lokal menilai bahwa langkah ini kemungkinan terkait dengan manuver jangka panjang menjelang Pemilu 2029.
Perekrutan figur lintas partai seperti Khairuddin bisa dilihat sebagai upaya memperkuat basis politik, khususnya di kalangan pemilih muda dan profesional, segmen yang selama ini menjadi kekuatan Golkar di NTB.
Namun, strategi ini juga menyimpan risiko besar jika dianggap mengabaikan kaderisasi internal dan loyalitas partai.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait