MATARAM, iNewsLombok.id - Peneliti Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDeK) UIN Mataram Dr Agus menilai molornya pengumuman Komisioner Bawaslu di Kabupaten dan Kota di Nusa Tenggara Barat dari semula 10-12 Agustus sangat misterius dan akan mengancam legitimasi bawaslu jelang pemilu.
Menurutnya semestinya Bawaslu sudah menetapkan dan melantik anggota Bawaslu sesuai dengan masa jabatan pejabat lama, sebab prinsipnya jabatan itu tidak boleh kosong dalam masa tahapan Pemilu.
Tugas Bawaslu itu mengawasi seluruh tahapan Pemilu selama 24 jam. Jika dalam masa tahapan Pemilu jabatan pimpinan Bawaslu di Kabupaten dan Kota kosong tentu saja ini dapat berdampak pada kinerja institusi Bawaslu dalam pelaksanaan fungsinya.
"Saya melihat proses seleksi anggota Bawaslu Kabupaten dan Kota di NTB terlalu misterius terlihat dari ditundanya pengumuman hasil yang berkepanjangan,"tegasnya, Selasa (15/8/2023).
Ditambahkannya banyak publik akhirnya bertanya-tanya ada apa dengan proses seleksi Bawaslu Kabupaten dan Kota tahun ini? Lalu muncul beragam spekulasi liar publik, ada yang menyatakan Timsel tidak netral, dititipi ormas dan partai politik, ada yang berspekulasi ini ada permainan kurang sehat dari Bawaslu RI, dan berbagai spekulasi lainnya.
" Kisruh spekulasi seperti ini sebenarnya nanti berpengaruh terhadap legitimasi pimpinan Bawaslu Kabupaten dan Kota terpilih. Publik memandang terpilihnya pimpinan baru bukan karena profesionalisme, netralitas dan integritas yang seharusnya menjadi nilai dan jiwa penyelenggara Pemilu, tetapi karena adanya transaksi dan prilaku pragmatism. Nah ini bahayanya," terangnya.
Oleh karena itu sebaiknya Bawaslu RI mempercepat proses ini jangan bikin munculnya spekulasi yang semakin liar yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya public trust terhadap Pemilu
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait