Karir moncer Puan pun terus berlanjut di DPR. Baru tiga tahun berada di Senayan, ia pun terpilih sebagai Ketua Fraksi PDI-P.
Di bawah kepemimpinan Puan, Gede pun menilai PDI-P telah tumbuh sebagai oposisi yang mampu mengkritisi berbagai kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
Sikap PDI-P sebagai oposisi itu pun membuahkan hasil karena pada pemilu 2014, partai berlambang banteng itu keluar sebagai pemenang.
"Artinya di bawah kepemimpinan Puan, fraksi PDI-P memang sejalan dengan masyarakat dalam mengkritik berbagai kebijakan SBY yang saat itu dianggap tidak tepat," kata Gede.
Pada Pemilu 2014 itu, Puan kembali maju dalam pemilu legislatif dan lagi-lagi meraih suara terbanyak kedua secara nasional. Namun Puan memilih melepas kursinya di DPR karena ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Direktur Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) pun menilai Puan dapat berkinerja baik selama menjabat sebagai menteri.
"Ini terbukti dengan dipertahankannya Puan sampai masa jabatan Jokowi-Jusuf Kalla berakhir pada 2019. Padahal waktu itu banyak sekali menteri-menteri hebat yang kena reshuffle, termasuk yang berasal dari parpol pendukung," katanya.
Setelah masa jabatan Jokowi-JK berakhir, Puan pun kembali terpilih sebagai caleg dengan suara terbanyak pada Pemilu 2019. Cucu dari proklamator Bung Karno itu kembali ke Senayan dan kali ini terpilih sebagai Ketua DPR.
Tak hanya memimpin satu fraksi, namun kini Puan menjadi pemimpin bagi 575 anggota DPR.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta