Rumah Dijarah Massa, Uya Kuya Ikhlas tapi Sedih Kucingnya Turut Diambil

JAKARTA, iNewsLombok.id – Anggota DPR RI Surya Utama atau yang lebih dikenal dengan Uya Kuya mengaku ikhlas rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah massa pada Jumat malam (29/8/2025). Namun, ia merasa sedih lantaran bukan hanya barang-barang rumah tangga yang hilang, tetapi juga kucing-kucing peliharaannya ikut dibawa.

"Iya intinya aku ikhlas saja, nggak apa-apa aku ikhlas, cuma yang sedih kucing-kucing, mahluk hidup dijarah, gitu saja," ujar Uya Kuya saat dihubungi, Sabtu (30/8/2025).

Uya Kuya Singgung Video Hoaks

Selain menyesalkan penjarahan rumahnya, Uya Kuya juga menyoroti banyaknya video hoaks yang menyeret namanya di media sosial. Salah satunya adalah rekaman lama saat ia berjoget di Sidang Tahunan MPR.

"Aku yang aku lakukan itu bisa dilihat, banyak video-video lama hoaks, kalau aku joget memang benar aku joget karena ada musik di atas kan, tapi kan ada musik paduan suara dari Unhan. Tetapi yang digoreng beberapa kemudian joget seolah kenaikkan gaji padahal nggak ada," jelasnya.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah berbicara soal kenaikan gaji anggota DPR sebesar Rp3 juta, seperti yang beredar di media sosial.

"Habis itu juga beredar berita-berita, aku nggak ngomong apa-apa, video lama seolah-olah aku ngeledekin netizen, dibilang narasinya Rp3 juta itu kecil, itu bukan aku yang ngomong," tegasnya.

Kondisi Keluarga Aman

Meski rumahnya telah dijarah, Uya Kuya memastikan bahwa ia dan keluarganya dalam keadaan baik-baik saja. "Saya insyaallah aman," imbuhnya.

Kasus penjarahan rumah Uya Kuya terjadi di tengah kerusuhan yang melibatkan massa di beberapa titik Jakarta Timur.

Kucing-kucing peliharaan Uya dikenal sering tampil di media sosialnya, bahkan sebagian merupakan ras mahal.

Polisi saat ini tengah menyelidiki kasus penjarahan dan memeriksa CCTV di sekitar lokasi.

Lembaga legislatif menegaskan tidak ada pembahasan soal kenaikan gaji DPR, melainkan hanya isu liar di media sosial yang digoreng untuk memprovokasi publik.

Editor : Purnawarman