Ekonom Soroti 3 Titik Lemah RPJMD NTB 2025–2029

Kondisi serupa dialami pada udang vaname, di mana NTB sebagai produsen terbesar nasional belum mengembangkan pengolahan lokal secara optimal. Potensi nilai tambah sekitar Rp22,5 triliun per tahun akhirnya mengalir ke luar daerah.
Di sektor pariwisata, meski mengusung konsep quality tourism, kunjungan wisatawan mancanegara pada 2024 hanya 2,1 juta orang, di bawah target yang ditetapkan. Tingkat hunian hotel pun stagnan di angka 50%. Faktor infrastruktur, konektivitas, dan mitigasi bencana disebut belum memenuhi standar destinasi kelas dunia.
Rekomendasi Strategis Edo Segara
Edo mengusulkan tiga langkah prioritas untuk menghindari stagnasi:
Membangun kawasan industri agromaritim di Lombok dan Sumbawa dengan integrasi penuh dari hulu ke hilir.
Intervensi Kemiskinan Terfokus
Menargetkan 106 desa kantong kemiskinan ekstrem dengan program berbasis dampak langsung dan terukur.
Mengurangi ketergantungan pada sektor primer dan tambang, sekaligus memperkuat industri pengolahan dan jasa bernilai tambah tinggi.
“RPJMD ini bisa menjadi lompatan sejarah atau hanya dokumen cantik di rak arsip. Semua bergantung pada keberanian eksekusi, konsistensi kebijakan, dan keterlibatan serius sektor swasta serta masyarakat,” ungkap Edo.
Pemerintah Provinsi NTB diharapkan mampu membuktikan bahwa janji pembangunan bukan sekadar retorika, melainkan langkah nyata menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
Editor : Purnawarman