Letusan Gunung Lewatobi di NTT Sebabkan Hujan Abu di Kota Bima NTB

BIMA, iNewsLombok.id - Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meningkat secara signifikan. Gunung strato ini meletus pada Selasa (8/7/2025) pukul 06.00 Wita, dengan semburan abu vulkanik yang mencapai wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak siang hingga malam, Selasa (7/7/2025).
Seorang warga Kelurahan Jatiwangi,Kecamatan Asakota, Kota Bima, yang dihubungi media, membenarkan adanya hujan abu.
“Benar, abu vulkanik dari siang kemarin sampai malam. Hari ini tidak terlihat,” ungkap Jeck, warga setempat, saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (8/7/2025).
Gunung Lewotobi Laki-laki yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut adalah bagian dari sistem kerucut kembar Gunung Lewotobi. Gunung ini dikenal aktif dan kini kembali menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas magma secara signifikan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat serangkaian aktivitas kegempaan vulkanik yang kompleks, antara lain:
2 kali gempa letusan dengan amplitudo 7,4–14,8 mm, durasi 63–191 detik
2 kali gempa guguran dengan amplitudo tertinggi 44,4 mm
1 kali gempa hembusan
1 kali gempa frekuensi rendah
3 kali gempa vulkanik dalam
Aktivitas ini menunjukkan adanya pergerakan magma dari kedalaman menuju permukaan, menandakan fase kritis yang perlu diwaspadai.
Sebagai langkah mitigasi, PVMBG mengeluarkan imbauan keras agar warga tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi.
Selain itu, zona sektoral dari barat daya hingga timur laut sejauh 7 kilometer juga dikategorikan sebagai area rawan bahaya.
“Kami tegaskan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 6 kilometer dari kawah aktif,” imbau PVMBG dalam keterangan resminya.
Dampak Terhadap Penerbangan dan Kesehatan
Meskipun belum dilaporkan adanya penutupan bandara, aktivitas erupsi Gunung Lewotobi tetap menjadi perhatian otoritas penerbangan sipil karena potensi gangguan terhadap jalur udara.
Masyarakat yang terdampak abu juga diimbau untuk menggunakan masker, terutama kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak, guna mencegah gangguan pernapasan.
Di wilayah Bima, abu vulkanik sempat membuat permukaan kendaraan dan atap rumah dipenuhi debu halus. Dinas Kesehatan setempat disarankan untuk meningkatkan layanan kesehatan preventif serta membagikan masker kepada warga.
Editor : Purnawarman