Penataan Wisata Ekas Diperkuat Awik-Awik, Ini Komitmen Bupati Lotim Khaerul Warisin

LOMBOK TIMUR, iNewsLombok.id - Bupati Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Khaerul Warisin mulai merancang awik-awik atau aturan lokal untuk menata kawasan wisata Ekas di Kecamatan Jerowaru. Langkah ini diambil sebagai bentuk inisiatif pemerintah daerah dalam menciptakan tata kelola wisata yang tertib, partisipatif, dan berkelanjutan.
Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin mengumpulkan berbagai unsur terkait, mulai dari pelaku wisata, tokoh masyarakat, hingga aparat penegak hukum di Pendopo Bupati, guna membahas penyusunan awik-awik secara terbuka dan transparan.
“Kita hadirkan ahli hukum, Kejari, Kapolres, Dandim, masyarakat Ekas, kepala desa pesisir, serta para pelaku wisata, agar tidak muncul anggapan bahwa aturan ini semata kehendak pribadi saya,” tegas Bupati Warisin.
Meski saat ini belum ada Peraturan Daerah (Perda) khusus terkait pengelolaan wisata Ekas, awik-awik yang tengah disusun akan menjadi fondasi awal menuju regulasi resmi.
Rencana ke depan, awik-awik tersebut akan diselaraskan dengan Perda Provinsi NTB yang mengatur tentang kawasan pesisir dan laut.
Bupati menyampaikan bahwa selama belum ada aturan formal dan infrastruktur pendukung, pemerintah tidak akan memungut biaya dari aktivitas wisatawan.
“Tentu tidak besar, mungkin Rp5.000 sampai Rp10.000. Itu pun untuk Pokdarwis, bukan untuk pemda,” jelasnya, merujuk pada skema pengelolaan retribusi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Menanggapi isu yang sempat viral di media sosial, Bupati Warisin menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi wisatawan untuk datang ke Ekas.
“Tidak benar kalau dikatakan saya mengusir wisatawan. Justru kita ingin mereka datang dan merasa aman. Tapi tetap harus mengikuti aturan yang ada, termasuk soal perahu dan jalur masuk,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa wisatawan yang menggunakan jalur laut wajib berlabuh di Teluk Ekas, dan akan diarahkan oleh masyarakat lokal, khususnya nelayan, menuju spot surfing.
“Ini soal pemberdayaan warga. Walau tarifnya kecil, tapi efek ekonominya bisa besar karena tamu bisa belanja, makan, dan tinggal di sekitar lokasi,” tambahnya.
Ketua Ekas Surf Club, Irawan alias Kowor, mengapresiasi kebijakan tegas Bupati yang dinilai telah menciptakan perubahan signifikan dalam tata kelola wisata di Ekas.
“Konflik dengan pelaku wisata dari Lombok Tengah sudah tidak ada lagi. Sekarang jauh lebih tertib, dan wisatawan pun meningkat,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa koordinasi antara Bupati Lotim dan Bupati Lombok Tengah membantu meredam ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
“Selama ini hanya diskusi-diskusi, tidak ada tindakan. Tapi sekarang, baru kali ini ada langkah tegas dari bupati, dan hasilnya terasa langsung,” imbuhnya.
Kawasan Ekas di Jerowaru memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi wisata bahari, terutama untuk surfing, snorkeling, dan pengembangan eco-tourism.
Dengan pendekatan partisipatif dan pemanfaatan perahu nelayan lokal, wisata Ekas berpotensi menjadi model pengembangan wisata berbasis masyarakat di Nusa Tenggara Barat.
Editor : Purnawarman