Green Economy Sebagai Solusi Krisis Lingkungan di Raja Ampat?

RAJA Ampat, gugusan kepulauan di ujung timur Indonesia, telah lama dikenal sebagai salah satu ekosistem laut terkaya dan terindah di dunia. Kekayaan hayati bawah lautnya bukan hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Di balik pesona surga tropis tersebut, tersimpan polemik yang kian mencuat: antara upaya pelestarian alam dan dorongan kuat untuk mengeksploitasi potensi ekonominya melalui pariwisata massal, pertambangan, hingga pembangunan infrastruktur.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai proyek bisnis mulai menancapkan jejaknya di kawasan konservasi Raja Ampat. Mulai dari pembangunan resort mewah, penggalian tambang, hingga eksploitasi sumber daya alam lainnya yang kerap kali mengabaikan keberlanjutan lingkungan.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Apakah pembangunan yang terjadi benar-benar ditujukan untuk menyelamatkan alam dan memberdayakan masyarakat lokal, atau justru sekadar menambang keuntungan sebesar-besarnya?
Tulisan ini akan mencoba mengulas secara kritis dinamika tersebut, dengan menelusuri bagaimana konflik antara kepentingan ekologis dan kepentingan ekonomis berlangsung di Raja Ampat. Kerusakan dan deforestasi di Raja Ampat, apakah bisa diselesaikan dengan ide green economy dan pemilihan teknologi tambang yang ramah lingkungan?
Editor : Purnawarman