Rektor UGR: Mahasiswa Harus Jadi Pengawas Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

LOMBOK, iNewsLombok.id – Migrant CARE menggelar acara Migrant CARE Goes to Campus di Universitas Gunung Rinjani (UGR), Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin, 28 April 2025. Bertajuk "Kampus Menjadi Ruang Perubahan", acara ini diikuti ratusan mahasiswa dan dosen dari tujuh fakultas, dan berlangsung di Auditorium lantai 3 Gedung Baru UGR.
Dalam sambutannya, Rektor UGR, Dr. Basri Mulyani, M.H., menegaskan pentingnya membangun kesadaran mahasiswa terkait perlindungan hak-hak pekerja migran Indonesia (PMI).
"Manusia harus diberdayakan, harus dimerdekakan, dan tidak boleh dieksploitasi untuk kepentingan apapun. Ini harus menjadi spirit yang ditanamkan kepada mahasiswa UGR," ujar Basri, yang juga dikenal sebagai pengacara kondang di Lombok Timur.
Ia menyoroti banyaknya kasus pekerja migran Indonesia yang mengalami penyiksaan, tidak dibayar gajinya, bahkan pulang dalam kondisi meninggal dunia.
"Sirine ambulance sering mengiringi kepulangan mereka ke kampung halaman," ungkapnya dengan nada prihatin.
Basri juga menekankan pentingnya kehadiran negara dalam setiap proses perlindungan pekerja migran.
"Mahasiswa harus menjadi media kontrol, mengawasi dan mengingatkan pemerintah agar tidak lalai dalam tugas melindungi warganya," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE, mengungkapkan bahwa Universitas Gunung Rinjani memiliki sejarah panjang dalam perjuangan hak-hak pekerja migran.
"Pada tahun 2000, kampus ini pernah menjadi pusat pertemuan nasional para aktivis HAM, buruh, dan agraria dalam konsorsium pembela buruh migran. Migrant CARE kembali ke UGR hari ini untuk melawan lupa bahwa di tempat ini pernah dibangun fondasi perjuangan pelindungan PMI," ujar Wahyu.
Ia mengajak mahasiswa UGR untuk melanjutkan legacy tersebut, menjadi bagian dari generasi muda yang memperjuangkan hak-hak pekerja migran Indonesia di tengah tantangan globalisasi dan perdagangan orang.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa UGR untuk memperkuat kesadaran kritis, membangun solidaritas, dan mengambil peran aktif dalam mendorong migrasi yang aman, adil, dan bermartabat.
Editor : Purnawarman