DAMASKUS,iNewsLombok.id – Ahmad Al Sharaa resmi ditunjuk sebagai Presiden Suriah di masa transisi setelah penggulingan rezim Bashar Al Assad pada Desember lalu. Keputusan ini diikuti dengan penangguhan seluruh undang-undang dan konstitusi yang sebelumnya berlaku di negara tersebut, menandai dimulainya babak baru bagi Suriah.
Ahmad Al Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammed Al Julani, merupakan pemimpin kelompok oposisi bersenjata Hayat Tahrir Al Sham (HTS). HTS memainkan peran utama dalam menggulingkan rezim Assad setelah bertahun-tahun konflik yang berkepanjangan.
Tugas Berat di Masa Transisi
Juru bicara operasi militer pemerintahan baru, Hassan Abdel Ghani, menyampaikan bahwa Ahmad Al Sharaa akan bertugas membentuk dewan legislatif sementara selama masa transisi. Dewan ini akan bekerja hingga konstitusi baru disahkan.
"Dewan legislatif sementara akan memastikan pemerintahan berjalan efektif dan mendukung proses transisi menuju pemerintahan permanen yang stabil," ujar Hassan Abdel Ghani.
Harapan Baru bagi Suriah
Penunjukan Sharaa disambut dengan beragam tanggapan dari berbagai pihak. Banyak yang berharap masa transisi ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kembali Suriah setelah konflik bertahun-tahun yang menghancurkan infrastruktur negara dan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya.
Pengamat internasional menyebut bahwa tantangan yang dihadapi oleh Ahmad Al Sharaa sangat besar, terutama dalam menyatukan berbagai faksi yang selama ini terlibat dalam konflik.
Profil Ahmad Al Sharaa
Ahmad Al Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammed Al Julani, adalah tokoh sentral dalam HTS. Kepemimpinannya dianggap berhasil menyatukan kekuatan oposisi dalam mengakhiri kekuasaan Bashar Al Assad. Dengan latar belakang militernya, ia kini dihadapkan pada tugas baru, yaitu memimpin transisi damai untuk membangun Suriah yang lebih inklusif.
Dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah transisi di bawah Ahmad Al Sharaa diperkirakan akan mengumumkan kebijakan baru untuk menstabilkan negara, membangun kembali ekonomi, dan merancang konstitusi baru yang akan menjadi landasan bagi masa depan Suriah.
Editor : Purnawarman