Sampah organik juga dikelola menjadi budidaya maggot. Program ini dijalankan dengan bekerjasama dengan maggot center.
“Jadi, kita mengelola sampah menjadi uang. Anak-anak belajar menjadi pemimpin sekaligus owner,” terangnya.
Peserta CGP lainnya Ismi Kus Budiarti dari SDN 48 Ampenan menyelenggarakan proyek eco print atau Peco. Program ini hadir sebagi solusi ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan alami seperti daun dan bunga untuk membuat karya karya seni unik di kain.
“Program Peco atau proyek ecoprint ini dirancang agar murid belajar mencintai alam, mengembangkan kreativitas dan memahami cara membuat produk yang bermanfaat dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan tumbuhan sekitar, murid juga diajak untuk lebih peduli pada lingkungan,” ujarnya.
Untuk diketahui, lebih dari enam bulan terakhir sebanyak 77 orang CGP angkatan 11 di Kota Mataram telah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di mana tujuan utama kegiatan yaitu memberikan kemampuan pedagogik dan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi seorang pemimpin pembelajaran, baik di satuan pendidikannya atau di dalam kelas.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Mataram, Naufal Aldian dalam kesempatan tersebut mengatakan, peserta CGP ini menjadi salah satu upaya bagaimana membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Mataram, di Provinsi NTB dan di Indonesia secara umum.
“Mereka bagian dari ‘bunker’ atau tabungan kualitas guru bahkan kepala sekolah kita kelak di Kota Mataram,” ungkap Naufal.
Kesuksesan kegiatan ini merupakan buah kolaborasi yang baik antara BGP, Dikbud, para pengajar praktik dan para calon guru penggerak yang telah berupaya menghadirkan yang terbaik melalui karya-karya mereka.
Ket Foto : Salah satu stand CGP “Jungle” atau Jujur, Unggul dalam Edukasi di kegiatan Festival Panen Hasil Belajar di Lokakarya 7 PPG Angkatan 11 Kota Mataram yang berlangsung tanggal 7-8 Desember 2024 di Same Hotel Mataram
Editor : Purnawarman