LOMBOK, iNewsLombok.id - Alumni Beasiswa Fulbright Amerika Serikat Dr. Ahmad Munjizun, berbagi pengalaman mendapatkan beasiswa Fulbright Amerika, Minggu (10/11/2024) di Ruang Aula PKK, Pendopo Bupati Lombok Tengah.
Dr. Munjizun mengatakan bahwa kegiatan itu adalah bagian dari pengabdian yang ia komitmenkan untuk laksanakan setelah kembali dari studinya.
“Ini adalah satu kegiatan yang kami sebut dengan Alumni Give Back. Saya telah merasakan manfaat yang sangat besar. Sehingga sekarang adalah waktunya untuk memberi,”ungkap doktor muda yang menamai dirinya Anak Gembala itu.
Kegiatan tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan peminat dan pendaftar beasiswa Fulbright ke depannya. Beasiswa Fulbright adalah satu beasiswa yang bersumber dari pemerintah Amerika Serikat Department of State bagi mereka yang ingin kuliah di Amerika. Dalam kesempatan itu, Dr. Jizun fokus menjelaskan tentang beasiswa magister dan doktoral Fulbright.
“Sayang sekali jika kesempatan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, lebih-lebih ke Amerika Serikat tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pegiat pendidikan,”tutur Dr. Jizun.
Dari penjelasan alumni doktoral North Carolina State University itu, kebanyakan yang menjadi kendala untuk mendaftar beasiswa-beasiswa seperti Fulbright itu adalah keterbatasan keterampilan berbahasa Inggris. Oleh sebab itu, ia menghimbau para peserta yang berniat untuk mendaftar beasiswa Fulbright dan beasiswa-beasiswa lainnya untuk mempersiapkan diri sedini mungkin. Hal itu menurutnya penting karena persiapan bahasa memang tidak bisa dilakukan dengan cara terburu-buru dalam waktu yang singkat.
Jizun menginformasikan bahwa beasiswa Fulbright, yang dikelola oleh Aminef (American Indonesian Exchange Foundation) telah resmi dibuka sampai tanggal 15 Februari 2025 mendatang. Adapun persyaratan-persyaratan untuk beasiswa itu yang disampaikannya adalah mulai dari persyaratan secara kualifikasi dan berkas pendaftaran.
“Saya faham, tidak banyak di antara hadirin yang sudah memenuhi persyaratan nilai bahasa Inggrisnya. Untuk S2, Toefl ITP-nya paling tidak harus 550 untuk magister dan 575 untuk pendaftar doktoral. Akan tetapi, kita tidak tahu, siapa tahu dengan menghadiri acara ini, peserta tergugah untuk terus mempersiapkan diri,”ungkapnya.
Selain memperkenalkan tentang persyaratan serta proses dari pendaftaran hingga keberangkatan, kegiatan itu juga mencakup Workshop Menulis Esai ‘Study Objective’ dan ‘Personal Statement’. Dua esai itu adalah bagian dari persyaratan pendaftaran untuk beasiswa Fulbright.
Dr. Munjizun berharap bahwa dengan kegiatan-kegiatan seperti itu, kita bisa berkontribusi untuk meningkatkan “etos beasiswa” di NTB.
“Harapan saya, bahwa dengan menggaungkan informasi-informasi tentang beasiswa itu, etos beasiswa anak NTB melambung tinggi. Impian saya bahwa suatu saat, jangankan anak-anak S1, anak-anak SMP-SMA bahkan SD sudah berani bermimpi untuk kuliah dengan beasiswa di kampus-kampus terbaik di dunia ini. Lingkungan yang menyediakan ruang untuk berpikir out of the box serta keberanian bermimpi dan mengambil langkah besar itulah yang kita butuhkan di NTB ini sekarang,”terangnya.
Editor : Purnawarman