LOMBOK, iNewsLombok.id - Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi melalui Asisten II Setda Provinsi Dr Fathul Gani mengakui mendapatkan laporan bahwa telah terjadi penurunan harga jagung petani di Bima yang mengakibatkan petani merugi dan melakukan protes dengan melakukan blokade jalan di Desa Laju Kecamatan Langguduu Kabupaten Bima.
Hal ini ditindaklajuti langsung berkoordinasi dengan Bulog NTB dan mendapatkan kepastian bahwa jagung petani di pulau sumbawa akan diserap dengan harga diatas HPP.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Pimwil (Pimpinan Wilayah) Bulog NTB untuk dapat menyerap hasil panen jagung untuk saat ini terutama di pulau Sumbawa dan Bulog NTB siap menyerap untuk tahap awal ini dengan harga Rp.4.300/kg artinya pembeliannya diatas HPP Rp.4.200/kg,"terang Gani, Sabtu (13/4/2024).
Gani juga menegaskan bahwa harapan pemerintah prpvinsi agar harga jual jagung bisa menguntungkan petani dan perternak ayam bisa juga memanfaatkan jagung sebagai bahan baku pakan mereka.
"Kita sangat berharap harga jual jagung tetap menguntungkan para Petani kita dan tetap juga memperhatikan para peternak unggas yang bahan baku pakan ternak dari jagung," tambah Gani.
Gani menjelaskan bahwa, dalam situasi masa panen jagung yang serentak sangat mempengaruhi nilai jual apalagi panen serentak disentra-sentra penghasil jagung di Indonesia.
"Yang terpenting dalam kondisi panen bersamaan ini para pengusaha dan pengepul tidak boleh memanfaatkan situasi dan berdalih membeli dengan harga murah karena kualitas jagung,"tegasnya.
"Rata-rata saat ini para petani kita sudah sangat paham bagaimana mengolah dan memperlakukan pasca panen dengan tingkat kadar air yang dipersyaratkan,"jelasnya.
Gani menyebut baru mendapatkan telpon dari Dinas setempat bahwa persoalan yang terjadi terjadi komplen karena harga dan kadar air yang tidak sesuai.
"Kita harapkan agar petani bisa menyimpan lebih lama agar kadar air bisa berkuarang. Baru saya telpon DKP Kabupaten Bima Patokannya pada kadar air seperti tersebut. Dengan HPP Rp4.200. Tetapi kadang kadar airnya 16 oleh peternak di jawa di komplain,"ungkapnya.
Editor : Purnawarman