Politisi senior PDI Perjuangan ini menceritakan bahwa Bung Karno memandang guru sebagai kelompok masyarakat spesial yang berperan membentuk akal dan jiwa anak-anak penerus bangsa.
Bung Karno kata Rachmat pernah menyebutkan dengan tegas, bahwa satu bangsa akan kehilangan rasa perikemanusiaan jika guru-guru di semua perguruan hanya tahu mengajar, menulis, dan menghitung saja.
Namun, guru yang memiliki jiwa kebangunan akan berhasil membentuk akal dan jiwa anak-anak didik mereka.
Itu sebabnya, Bung Karno menganggap, selama guru masih ada, peradaban manusia tidak akan hancur. Sehingga posisi guru menjadi sangat penting untuk membangun peradaban manusia.
''Melihat peran para guru seperti itu, tidak berlebihan jika saya katakan para guru adalah penjaga masa depan bangsa sekaligus kompas yang mengarahkan masa depan anak-anak bangsa,'' tandas tokoh yang disebut “Datu Lombok” ini.
Di sisi lain, tanggung jawab guru juga sungguh besar. Di pundak mereka bahkan kini, keberhasilan literasi diletakkan. Baik literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Sebagaimana UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen yang memberi amanat besar kepada mereka yang didefinisikan sebagai 'guru' dan 'dosen'. Undang-undang itu menyebutkan 'guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kepada seluruh pengurus dan kader PDI Perjuangan di NTB, RH pun menginstruksikan untuk mereka turut memuliakan para guru pada momentum peringatan Hari Guru ini. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, aktivitas pendidikan masih dapat terus berlangsung sepenuhnya karena adanya inovasi, kreativitas, dan dedikasi dari para guru.
Dunia pendidikan melakukan penyesuaian dan para guru melakukan adaptasi.
“Selamat Hari Guru untuk seluruh ibu dan bapak guru di NTB. Apresiasi dan terima kasih yang tinggi dari kami,” tandas Rachmat.
Editor : Purnawarman