BMKG memprediksi Siklon Bakung masih berpotensi bergerak mendekati wilayah Indonesia dalam dua hingga tiga hari ke depan. Karena itu, pemantauan intensif terus dilakukan untuk memastikan pergerakannya tidak berdampak langsung terhadap kondisi cuaca nasional.
“Kami akan pantau terus dinamikanya, harapannya tidak masuk hingga mendekat lagi yang akan memengaruhi curah hujan,” ujarnya
Menurut Faisal, kombinasi siklon dan bibit siklon tersebut dapat meningkatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, disertai potensi gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
“Kami sudah menyampaikan, bekerja sama dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas, untuk masyarakat tetap tenang selama kita dapat memantau kondisi dan selalu bersiap untuk curah hujan tinggi dan gelombang tinggi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak menghadapi situasi ini sendirian. BMKG saat ini berperan sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) yang ditunjuk langsung oleh World Meteorological Organization (WMO).
Dalam menjalankan peran tersebut, Indonesia secara aktif berkoordinasi dengan sejumlah negara, termasuk Australia, Jepang, dan India, guna memantau perkembangan Siklon Bakung dan sistem cuaca lainnya di kawasan regional.
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir dan rawan bencana hidrometeorologi, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Nelayan diminta memperhatikan peringatan dini gelombang tinggi, sementara pemerintah daerah diharapkan menyiapkan langkah mitigasi, termasuk kesiapsiagaan evakuasi dan penguatan sistem peringatan dini.
Musim hujan yang masih berlangsung turut memperbesar dampak siklon, sehingga koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam meminimalkan risiko bencana di berbagai daerah.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
