Di ujung barat Pulau Sumbawa, tepatnya dekat Pelabuhan Poto Tano, terbentang gugusan pulau kecil bernama Gili Balu—sebuah surga tersembunyi yang mulai mencuri perhatian dunia pariwisata.
Tidak sekadar menyuguhkan hamparan pasir putih dan laut biru, Gili Balu menghadirkan pengalaman spiritual akan alam, seolah memasuki dunia lain yang belum tersentuh modernitas.
Semua bermula ketika saya dihubungi oleh seorang PR dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN). Mereka ingin memperlihatkan hasil binaan CSR perusahaan kepada masyarakat, khususnya di kawasan konservasi laut Gili Balu.
Bersama beberapa wartawan, kami berangkat menuju lokasi, disambut oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan seorang peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menyusuri “Wakanda dari Timur”
Perjalanan dimulai saat kami menaiki perahu nelayan menuju gugusan bakau yang tumbuh tak lazim—bukan di tepi pantai, tetapi di tengah lautan, membentuk sebuah danau tersembunyi. Sensasi yang muncul seolah memasuki dunia fiksi seperti Wakanda, sunyi, magis, dan belum tersentuh.
Gili Balu di Sumbawa menawarkan keindahan bak “Wakanda”, kaya biota laut unik, dan potensi ekowisata dunia, menunggu dikembangkan secara serius. iNewsLombok.id/Purnawarman
Di tengah rimbunan bakau itu, kawanan burung gagak menetap, membuat suasana kian misterius. Saat mereka terbang serentak, suara sayap yang menyapu angin menjadi orkestra alam yang langka.
Menurut para anggota Pokdarwis, danau ini menyimpan banyak ikan dan sering dijadikan area pemancingan oleh warga.
Kisah Nelayan yang Jadi Pemandu Wisata
Seorang nelayan yang kini menjadi pemandu bercerita, banyak wisatawan mulai datang dengan rasa penasaran.
“Ada keluarga, backpacker, sampai bule yang minta dianterin keliling Gili Balu. Mereka bilang ini beda dari yang lain, masih asli,” ujarnya.
Keistimewaan Gili Balu: Bukan Pulau, Tetapi Biota Lautnya
Seorang peneliti ITB menegaskan bahwa kekayaan utama Gili Balu bukan daratannya.
“Kalau ini dimanfaatkan bisa jadi potensi wisata, bisa meledak sewaktu-waktu dan mendunia,” tegasnya.
Hasil riset menunjukkan adanya spesies laut langka serta ekosistem karang yang belum ditemukan di wilayah lain di Indonesia.
Peran CSR AMMAN: Mengedukasi dan Menjaga
PT AMMAN melalui program CSR-nya aktif membina masyarakat pesisir untuk menjaga kelestarian laut, melakukan penyemaian mangrove langka, hingga menghasilkan produk olahan lokal.
Kami sempat menanam mangrove sendiri—sebuah pengalaman kontemplatif tentang peran manusia menjaga ciptaan Tuhan.
Menanam Mengrove di Gili Balu Sumbawa. Tangkapan Layar
Di pulau tersebut, kami juga melihat produk UMKM hasil binaan seperti minuman herbal, keripik rumput laut, hingga kudapan khas yang menjadi buah tangan wisatawan.
Tantangan dan Harapan
Meskipun potensinya besar, Gili Balu menghadapi tantangan utama: aksesibilitas dan promosi.
Gili Balu kini menunggu sentuhan serius pemerintah daerah dan pelaku pariwisata untuk menjadi destinasi kelas dunia seperti Gili Trawangan di Lombok.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait