Ia menambahkan bahwa kepala desa di dua wilayah tersebut telah merasakan manfaat nyata dari pelatihan dan pendampingan yang diberikan.
“Program ini bukan hanya membina, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa,” tambahnya.
Sampoerna Tekankan Pentingnya Kemandirian UMKM
Kepala Urusan Hubungan Regional dan Keberlanjutan Sampoerna, Arief Triastika, menegaskan bahwa Sampoerna memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan desa dan UMKM sebagai fondasi ekonomi lokal.
“Sampoerna percaya bahwa desa dan UMKM yang tumbuh kuat akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Arief, fokus pada UMKM bukan hal baru bagi Sampoerna. “Kami juga berawal dari sebuah toko kelontong kecil di Surabaya 112 tahun lalu. Kami yakin, program pendampingan ini akan melahirkan ‘Sampoerna-Sampoerna baru’ di seluruh Indonesia,” katanya optimistis.
Tiga Pilar Penguatan UMKM di NTB
Dalam kerja sama ini, Sampoerna menghadirkan ekosistem pemberdayaan UMKM berbasis tiga pilar utama:
Sampoerna Retail Community (SRC) – Program digitalisasi dan pendampingan bagi toko kelontong agar lebih kompetitif. Saat ini, ada lebih dari 250.000 mitra SRC di Indonesia, dengan 2.800 mitra di NTB yang telah terdigitalisasi melalui aplikasi AYO by SRC dan turut memasarkan produk lokal lewat fitur Pojok Lokal.
Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) – Pusat pelatihan kewirausahaan terintegrasi yang telah mendampingi 97.000 lebih peserta dari berbagai daerah. SETC membantu UMKM naik kelas melalui pelatihan manajemen, branding, dan strategi ekspor.
Program Desa Berdaya – Inisiatif bersama Pemprov NTB yang mendorong pemberdayaan desa berbasis potensi komunitas, mulai dari wisata, budaya, hingga produk khas daerah. Program ini bersinergi dengan Pembinaan Desa Sampoerna sejak 2019 yang telah membina 20 desa wisata di Jawa Timur.
Dorong UMKM NTB Menembus Pasar Ekspor
Arief juga menegaskan bahwa tantangan utama pelaku UMKM adalah bertahan dan tumbuh di tengah pasar global. Untuk itu, ia berharap kolaborasi Sampoerna dan Pemprov NTB dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang berdaya saing tinggi.
“Sampoerna memiliki pengalaman mendampingi UMKM hingga bisa menembus pasar ekspor. Kami mengapresiasi perhatian Pemerintah NTB dalam menggali potensi lokal dan mendukung pelaku usaha kecil agar bisa naik kelas,” jelasnya.
Program ini juga diharapkan bisa menjadi model kolaborasi publik-swasta (Public-Private Partnership) yang efektif untuk memberdayakan masyarakat sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi di wilayah timur Indonesia
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait