“Intinya saya sedang memperjuangkan anggaran Basarnas, sehingga mereka bisa membeli peralatan lebih modern. Dengan begitu, saat evakuasi bisa lebih cepat,” tegas Legislator Dapil NTB I itu.
Ia juga menyayangkan masih minimnya perhatian terhadap kebutuhan dasar Basarnas yang notabene adalah lembaga vital dalam upaya penyelamatan nyawa.
“Saya sayangkan anggaran Basarnas kecil. Padahal Basarnas harus perbaharui semua alat-alat evakuasi,” tambahnya.
Konteks Evakuasi WNA di Gunung Rinjani
Sebelumnya, Juliana Marins, seorang pendaki asal Brasil, harus dievakuasi secara manual dari Gunung Rinjani setelah mengalami kondisi darurat.
Peristiwa ini memicu perdebatan publik soal kesiapan Basarnas, terutama dalam menghadapi evakuasi di medan ekstrem seperti kawasan pegunungan di NTB.
Banyak pihak menilai, peralatan evakuasi Basarnas yang minim menjadi salah satu kendala utama lambatnya proses penyelamatan. Isu ini kemudian dibawa Mori dalam rapat DPR untuk mendorong pembaruan kebijakan anggaran.
Basarnas NTB dan Tantangan Geografis
Sebagai wilayah rawan bencana dengan topografi ekstrem, NTB membutuhkan dukungan alat SAR modern. Gunung Rinjani, sebagai destinasi pendakian internasional, menyimpan potensi risiko tinggi yang memerlukan alat transportasi evakuasi darurat seperti heli-evakuasi, tandu pintar, dan pelacak GPS canggih.
Namun, hingga saat ini, alokasi anggaran Basarnas untuk wilayah seperti NTB masih tergolong minim jika dibandingkan dengan beban kerja dan luas medan yang dihadapi.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait