LOMBOK, iNewsLombok.id - Ekonom Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, menyebut tidak setuju rencana pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Menurut Edo, kebijakan tersebut berisiko tinggi menimbulkan praktik korupsi dan mengurangi efektivitas bantuan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Edo berpendapat bahwa subsidi BBM seharusnya tetap dipertahankan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah kondisi deflasi yang mengancam daya beli masyarakat.
“Pengalihan subsidi BBM ke BLT memiliki risiko besar karena mekanisme distribusi tunai yang sering kali tidak transparan. Kegagalan dalam proses pendataan penerima BLT juga membuat bantuan ini tidak selalu tepat sasaran,” terang alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Jumat (8/11/2024).
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait