MATARAM, iNewsLombok.id - Pj (Penjabat) Gubernur NTB Gita Ariadi dinilai gamang karena lebih memilih membuat program baru seperti akan menjabat lima tahun ketimbang menyelesaikan problem era kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) seperti hutang pemprov.
"Masih gamang dalam berkuasa, tidak tahu apa yang dibenahinya dan tidak mengerti darimana akan mengawalinya. Dan tentu susah membangun komunikasi politik karena Pj tidak melalui proses pilkada yang dilegitimasi oleh suara rakyat,"tegas Direktur Lesa Demarkasi Hasan Masat menilai Penjabat (Pj) Gubernur NTB Gita Ariadi, Senin (30/10/2023).
Hasan menyarankan agar Pj Gubernur sadar bahwa masih banyak hal yang dilakukan dengan pejabat di kabupaten dan kota.
"Maka sebaiknya Pj Gubernur menyadari tentang itu semua, melakukan evaluasi dengan semua kepala daerah, Bupati, Walikota dan Pimpinan Parpol sesungguhnya itu yang harus dikerjakan,"tegasnya.
Hasan menyebut bahwa persoalan kemiskinan, stunting, kesenjangan sosial dan soal ekonomi masih butuh penanganan serius.
"Waktu setahun sebaiknya di efektifkan pada hal-hal tersebut diatas termasuk hutang-hutang pemprov disegerakan penyelesaiannya dan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang soal-soal tersebut,"tegas Aktivis dan Pegiat sosial ini.
Hasan juga menyebut bahwa Pj Gubernur yang terpenting menyiapkan sarpras demokrasi dalam pileg, pilpres dan pilgub.
"Waktu setahun ini akan efektif dan dapat kesan positif pada masyarakat, daripada ngusik-ngusik hal yang tak penting dan tidak substantive,"tegasnya
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait