Tangisan Keluarga Pecah, Korban Gempa Turki Asal Lombok Barat Tiba di Rumah Duka

Muzakir
Keluarga menangisi jenazah PMI asal Lombok Barat yang menjadi salah satu korban gempa Turki (dok.muzakir)

Lombok Barat, inewslombok.id- Jenazah Irma Lestari korban Gempa Turki, warga dusun Perampuan Barat, Desa Prampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat,  akhirnya tiba di rumah duka sekitar pukul 15.15 kemarin (23/2).

Dari Informasi yang diperoleh, jenazah diterbangkan dari Jakarta menggunakan Pesawat Garuda GA 430 ETA dan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (Bizam) pada pukul 13.55, dengan didampingi atase Polri di Turki, serta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). 

Direktur Perlindungan WNI DAN BIH di Luar Negeri Kemenlu Judha Nugraha menjelaskan, jenazah merupakan satu dari lima WNI yang hilang kontak ketika kejadian gempa. 

"Melalui kerjasama KBRI, pemerintah, Basarnas, BNPB, Kepolisian telah berupaya menemukan almarhumah," ujarnya.

Kemudian, pihaknya langsung menghubungi keluarga korban. Atas permintaan keluarganya, Kemenlu bersama pihak-pihak terkait mengurusi proses pemulangan jenazah ke Lombok. 

"Dan hari ini dapat kita bawa ke rumah duka," katanya.

Judha menyampaikan, Kemenlu menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah. Tak lupa mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya salah satu pahlawan devisa itu.


Jenazah PMI yang menjadi korban gempa Turki tiba di rumah duka, Lombok Barat (dok.muzakir)

Kombespol Purwanto Pujisuta, Atase Kepolisian RI KBRI Angkara menambahkan, ada banyak pihak yang terlibat dalam proses pencarian jenazah. Di samping menemukan korban, pihaknya mendapati sejumlah barang milik Irma, seperti pasport, dan lain sebagainya.

Seluruh barang yang ditemukan itu langsung diserahkan kepada pihak keluarga kemarin. Dia mengatakan, proses pemulangan perempuan 31 tahun itu berjalan lancar. 

''Atas nama negara, kami menyerahkan seluruh barang dan harta milik jenazah," tutupnya.

Nahrawi orang tua Irama Lestari mengaku sangat terpukul atas kepergian anaknya. Meski begitu, dia bersama seluruh keluarga telah mengikhlaskannya.

 "Sedih, tapi sebagai manusia, kita harus bisa menerima ketentuan dari yang kuasa," ujarnya.

Nahrawi menceritakan, kabar duka tentang meninggalnya anaknya diterima pada tanggal 17 Februari lalu dari kedutaan besar Indonesia. Dia menerangkan, dari informasi yang diterimanya, nyawa korban tidak bisa diselamatkan karena tertimpa reruntuhan apartemen tempat tinggalnya di kota Diyarbakir Turki.

Nahrawi menuturkan, putrinya berangkat menjadi PMI sejak 2 tahun lalu dan belum pernah pulang. Tetapi selalu ada kontak, dan sering berkirim kabar melalui telepon. 

"Kami telah mengikhlaskan kepergiannya, dan kami bersyukur bisa dipulangkan," katanya.

Editor : Dewi Ayu Tri Anjani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network