get app
inews
Aa Read Next : Uhel Lamar Asrul jadi Wakil di Pilgub NTB

Air Laut Berwarna Cokelat Kehitaman, DLH Kota Bima: Itu Disebabkan Lumut

Rabu, 27 April 2022 | 18:48 WIB
header img
Penampakan permukaan air laut di Kota Bima (dok.istimewa)

Mataram, iNewsLombok.id- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, NTB, melakukan pemantauan langsung terkait fenomena permukaan air laut di sepanjang pantai Kota Bima yang berubah cokelat kehitaman sejak dua hari kemarin. 

 

Dari hasil pemantauan lapangan, DLH Kota Bima mengklaim bahwa tumpahan berwarna cokelat kehitaman tersebut bukanlah minyak, melainkan disebabkan oleh lumut atau ganggang laut. 

 

"Sesuai hasil pantauan lapangan pemerintah Kabupaten Bima melalui tim Bidang Perhutanan Rakyat, Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bima yang langsung dipimpin oleh bapak Kepala Dinas Jaidun, tumpahan itu bukanlah minyak. Dugaan sementara, itu disebabkan oleh lumut atau ganggang laut," ungkap Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kab.Bima, Suryadin, S.S., M.Si, melalui press release yang disebar, Rabu (27/4/2022). 

 

Suryadin mengatakan, pihaknya tidak bisa memastikan langsung apa penyebab dari fenomena permukaan perairan yang berubah cokelat tersebut. Karena, untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan apa penyebab yang berkaitan dengan fenomena itu, kata dia, harus dilakukan uji laboratorium. 

 

"Kami telah mengambil sampel air laut dan gumpalan tersebut untuk ianalisa lebih lanjut di laboratorium. Namun untuk kesimpulan apa penyebab pasti dari fenomena tersebut baru bisa diketahui secara pasti setelah ada hasil dari laboratorium," jelasnya. 

 

Lebih jauh dikatakan Suryadin, permukaan air yang berubah cokelat terjadi di Teluk Bima tersebut lebih menjurus ke "Sea snot", suatu lendir laut atau ingus laut. Itu merupakan sekumpulan organisme mirip mukus yang ditemukan di laut. 

 

"Sifatnya mirip gelatin dan krim. Umumnya tak berbahaya, namun dapat mengandung virus dan bakteria, termasuk E. coli," kata dia. 

 

Lendir laut, katanya, sering muncul di Laut Tengah dan baru-baru ini menyebar ke Laut Marmara Turki. Salah satu penyebabnya karena pemanasan global, juga banyaknya buangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu yang terakumulasi selama ini menuju Teluk Bima serta akibat naiknya temperatur air laut. 

 

"Kerusakan tersebut berdampak jangka panjang pada biota laut seperti ikan yang mati dan kesehatan manusia. Oleh karena itu semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemulihan lingkungan Teluk Bima," pungkasnya. 

 

 

 

 

Editor : Dewi Ayu Tri Anjani

Follow Berita iNews Lombok di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut