get app
inews
Aa Read Next : Jadwal Buka Puasa Kota Mataram Hari Ini 28 Maret 2023

Jangan Takut Kolesterol Buka Puasa dengan Gorengan, Pakar Gizi : Tips Ini Siasatnya !

Sabtu, 16 April 2022 | 12:09 WIB
header img
Menu sahur praktis yang cocok untuk anak kos (Foto: Instagram@teknikmemasak)

JAKARTA, iNewsLombok.id - Gorengan menjadi menu andalan masyarakat Indonesia saat berbuka puasa. Namun, tak perlu khawatir kolesterol yang meningkat karena Ahli Gizi dari Universitas Airlangga (Unair) membagikan tips sehatnya.

Menurut Ahli Gizi UNAIR Lailatul Muniroh agar tetap sehat makan gorengan saat berbuka puasa, yakni harus memerhatikan rentang waktu dan jumlah konsumsinya. Lantaran, tubuh hanya membutuhkan cairan untuk menghidrasi dan karbohidrat sederhana untuk meningkatkan kadar glukosa tubuh.

Setelah hal tersebut terpenuhi, kata Lail, baru boleh mengonsumsi gorengan. Namun diingatkan agar tidak mengonsumsi secara berlebihan.

“Gorengan dapat dikonsumsi setelahnya, dalam jumlah tidak berlebihan, cukup satu sampai dua saja, dan itu pun tidak setiap hari,’’ tutur dia dikutip dari laman Unair, Jumat (15/4/2022).

Lebih lanjut, Lail menyarankan ada baiknya mengkonsumsi sayuran dan buah yang berserat tinggi setelah mengonsumsi gorengan. Sebab, sayur dan buah dapat menghambat penyerapan lemak. Apalagi pada gorengan yang bertepung, sambungnya, karena tepung bersifat menyerap minyak. Artinya cenderung mengandung banyak lemak.

Ia memaparkan pada dasarnya tubuh membutuhkan lemak sebagai sumber energi. Hanya saja, lemak yang dibutuhkan tubuh adalah lemak yang baik, misalnya berasal dari omega 3 dan omega 6.

“Seperti halnya ikan salmon, tuna, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, telur, keju, dan yoghurt. Selama dikonsumsi sesuai kebutuhan, maka akan berdampak baik untuk kesehatan,’’ ucap dia.

Selanjutnya, dosen yang hobi kuliner itu juga menegaskan jika terlalu sering mengkonsumsi gorengan dapat membahayakan kesehatan. Apalagi jika kualitas minyaknya sudah terpakai berulang kali sehingga warnanya coklat kehitaman. Pada prosesnya pemakaian minyak yang berulang atau minyak jelantah, lemak diketahui akan berubah menjadi lemak trans dari lemak jenuh sehingga akan sulit dicerna oleh tubuh.

“Minyak juga mengalami oksidasi dan membentuk radikal bebas yang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus tipe 2, serta obesitas,’’ kata dia.

Terakhir, Kepala Program Studi Gizi Unair mengingatkan agar masyarakat tidak sering mengonsumsi gorengan. Jika ingin mengonsumsinya maka gunakan minyak baru satu kali pakai.

“Minyak yang digunakan sebaiknya minyak yang baru, setidaknya baru digunakan satu kali untuk menggoreng,’’ tutup dia.

Editor : Purnawarman

Follow Berita iNews Lombok di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut