Cucu Pahlawan Nasional NTB Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
LOMBOK, iNewsLombok.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Dr. TGKH Muhammad Zainuddin Atsani, yang juga cucu dari Pahlawan Nasional Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, menyatakan dukungannya agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Menurutnya, Soeharto memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pasca-kemerdekaan.
“Soeharto dikenal karena perannya dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dianggap penting dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari Belanda,” ungkap Atsani.
Selain dikenal sebagai tokoh militer yang berperan penting dalam perang melawan penjajah, Soeharto juga diakui sebagai Bapak Pembangunan Nasional.
Pada masa pemerintahannya (1967–1998), Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan, pembangunan infrastruktur besar-besaran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
“Inilah yang membuatnya dijuluki Bapak Pembangunan oleh MPR pada tahun 1982,” tandasnya.
TGKH Atsani juga menceritakan pesan sang kakek, Maulana Syaikh TGKH M. Zainuddin Abdul Madjid, yang pernah menyinggung jasa besar Presiden Soeharto kepada bangsa Indonesia dan umat Islam.
“Tepatnya tanggal 8 November 1996, saat pengajian Ma’had DQH al-Majidiyyah al-Syafi’iyyah NW Pancor, Maulana Syaikh sambil memegang uang kertas Rp50.000 berkata: Tahukah kalian, uang ini bergambar Presiden Soeharto. Banyak jasanya beliau ini. Beliau menyelamatkan kita dari pemberontakan PKI dan banyak mendirikan masjid di mana-mana,” kenang Atsani.
“Kata kakek saya, Soeharto punya jasa sangat banyak untuk NKRI dan umat Islam,” sambungnya.
Atsani juga mengaku sering mendapat kisah langsung dari Maulana Syaikh tentang kebaikan dan keteladanan Soeharto dalam memimpin bangsa.
“Sering diceritakan sama kakek saya saat duduk berdua. Kakek bercerita tentang jasa-jasa dan kebaikan Soeharto kepada bangsa,” tuturnya.
Ketum PBNW itu menegaskan dukungan penuhnya agar Presiden Soeharto memperoleh gelar Pahlawan Nasional, karena kontribusinya dalam membangun Indonesia di berbagai bidang, mulai dari program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara), hingga swasembada pangan tahun 1984 yang membuat Indonesia diakui dunia.
“Selain itu, ia juga dinilai berjasa besar dalam menjaga keutuhan dan stabilitas NKRI, terutama pasca peristiwa G30S/PKI. Penghargaan ini sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah untuk menghormati jasa-jasa baiknya,” pungkas Atsani.
Wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto sebelumnya sempat mencuat pada tahun 2023, namun masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial menegaskan bahwa setiap pengusulan gelar pahlawan harus melalui proses panjang, termasuk penilaian akademik dan pertimbangan politik.
Dukungan dari tokoh agama dan masyarakat, termasuk dari NTB, dinilai sebagai bagian penting dalam memperkuat usulan tersebut.
PBNW sendiri dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan di seluruh Indonesia, sehingga pandangan Ketum-nya dianggap memiliki bobot moral dan historis.
Editor : Purnawarman