Menuju Aklamasi: Musda Golkar Mataram Diprediksi Tanpa Lawan

LOMBOK, iNewsLombok.id – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Partai Golkar Kota Mataram yang dijadwalkan pada Minggu (19/10), tensi politik internal partai sempat meninggi. Dua figur kuat, H. Edy Sopyan dan Rino Rinaldi, berebut dukungan dari Pengurus Kecamatan (PK) selaku pemilik suara sah.
Awalnya, mayoritas PK dikabarkan solid mendukung Edy Sopyan. Bahkan, Ketua DPD II Golkar Mataram, TGH Mujiburrahman, juga disebut memberikan restu kepada Edy. Hubungan kekerabatan Edy dengan Ketua DPD I Golkar NTB, Mohan Roliskana, memperkuat kansnya.
“Haji Edy sudah mengantongi 7 dukungan dari 11 pemilik suara se-Kota Mataram,” ungkap salah satu pengurus PK di Kecamatan Sandubaya, Rabu (16/10).
Namun, peta kekuatan berubah drastis setelah DPP Partai Golkar memberikan arahan langsung untuk mengusung Rino Rinaldi.
“Arahan dari DPP begitu. Sulit dibantah kalau sudah ada arahan DPP seperti itu,” ujar sumber internal yang enggan disebut namanya.
Meski Edy Sopyan telah lebih dulu melakukan konsolidasi personal ke tingkat kecamatan, langkah tersebut dinilai tidak melalui jalur struktural partai. DPD I Golkar NTB menegaskan bahwa keputusan final berada di tangan DPP.
“Sejauh ini beliau (Edy Sopyan) turun secara personal. Tidak ada koordinasi dengan pusat. Ingat, yang punya sawah ini DPP. Jadi apa arahan dari DPP, itu keputusan di daerah,” ujar Bahtiar Thamrin, Wakil Sekretaris Bidang Kepartaian dan Organisasi DPD I Golkar NTB.
Untuk meredam potensi konflik, DPD I Golkar NTB mengumpulkan seluruh PK dari enam kecamatan di Kota Mataram dalam pertemuan tertutup di Hotel Santika, Senin–Selasa (13–14/10).
Setiap PK diberikan dua pilihan:
Menandatangani surat dukungan untuk Rino Rinaldi, atau Mengajukan surat pengunduran diri sebagai pengurus PK.
“Makanya sekarang dinamika itu sudah selesai,” tegas Bahtiar.
Hasilnya, seluruh PK akhirnya memilih mendukung Rino, menguatkan kemungkinan Musda berlangsung aklamasi.
Setelah suasana internal kondusif, DPD I Golkar NTB menetapkan jadwal Musda:
DPD II Lombok Tengah (Loteng): Sabtu (18/10) di Hotel Raja Mandalika
DPD II Kota Mataram: Minggu (19/10) di Hotel Lombok Raya
Sekretaris DPD I Golkar NTB Firadz Pariska menyebutkan, aklamasi dimungkinkan jika hanya satu kandidat yang mendaftar.
“Kalau misalnya hanya satu calon yang daftar, ya baru bisa aklamasi,” ujarnya.
Menurut Firadz, aklamasi bukan kelemahan demokrasi, melainkan tanda soliditas partai.
“Aklamasi juga bagian dari demokrasi. Artinya seluruh kader memiliki tujuan yang sama, untuk menyatukan dan memajukan Partai Golkar,”ungkapnya.
Situasi serupa juga terjadi di DPD II Golkar Lombok Tengah. Mantan Ketua DPRD Loteng, Ahmad Puaddi, semula berniat maju. Namun, DPP Golkar lebih menginginkan Nursiah, yang saat ini menjabat Wakil Bupati Lombok Tengah.
Demi meredam gejolak, Nursiah disarankan menggandeng Ferdian Elmansyah, putra mantan Bupati Suhaili FT, sebagai sekretaris.
Golkar Mataram dan Loteng menjadi barometer internal partai di Pulau Lombok.
Arah DPP menunjukkan upaya menjaga stabilitas dan citra partai di daerah.
Editor : Purnawarman