Prabowo Subianto Berdiri Sejajar dengan Putin dan Kim Jong-un, Indonesia Kian Diperhitungkan

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa undangan resmi dari Presiden Xi telah disampaikan sejak 31 Agustus 2025. Namun, Prabowo sempat menunda keberangkatan karena mempertimbangkan dinamika politik dan keamanan dalam negeri.
“Dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok,” jelas Prasetyo dalam keterangan resmi.
Prasetyo menambahkan bahwa Presiden Prabowo selalu mempertimbangkan secara matang setiap keputusannya, termasuk keseimbangan antara kepentingan nasional dan hubungan internasional.
“Oleh karena itulah, demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke Tanah Air,” ujarnya.
Victory Day di China diperingati setiap 3 September sebagai simbol berakhirnya Perang Dunia II di Asia Timur setelah menyerahnya Jepang pada tahun 1945.
Parade militer tahun ini melibatkan lebih dari 10.000 personel militer, ratusan kendaraan tempur, dan pertunjukan udara pesawat tempur terbaru milik PLA (People’s Liberation Army).
Indonesia dinilai memiliki posisi strategis sebagai mitra utama China dalam kerja sama ekonomi dan pertahanan, termasuk di bidang investasi infrastruktur dan ketahanan pangan.
Kehadiran Prabowo di Beijing juga dipandang sebagai sinyal penguatan hubungan diplomasi Indonesia-China di tengah dinamika geopolitik global, terutama persaingan AS–China.
Editor : Purnawarman