Foto Pertemuan Lalu Iqbal dan Bahlil, Picu Spekulasi Suksesi Golkar NTB? Ini Analisis Pengamat

LOMBOK, iNewsLombok.id – Pertemuan antara Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhamad Iqbal, dan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memunculkan berbagai spekulasi di ruang publik. Foto-foto yang tersebar di grup WhatsApp dinilai bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan mencerminkan simbol konsolidasi dan komunikasi politik strategis di internal Golkar.
Pengamat politik dari Universitas Bima Internasional MFH, Dr. Alfisahrin, menilai bahwa pertemuan tersebut punya muatan politis kuat, khususnya dalam konteks perebutan posisi Ketua DPD I Golkar NTB yang kini mulai memanas.
"Saya kira foto-foto tersebut merupakan teks politik yang secara semiotika politik dapat dimaknai sebagai sebuah potret konsolidasi dan negosiasi kepentingan politik Partai Golkar di NTB. Apalagi Pak Iqbal figur sentral yang sukses diusung Partai Golkar di Pilkada," ungkapnya.
Perebutan kursi Ketua DPD I Partai Golkar NTB kini mengerucut pada dua figur utama: Mohan Roliskana, Wali Kota Mataram, dan Umi Dinda (Indah Dhanayanti Putri), Wakil Gubernur NTB. Kedua nama ini disebut-sebut tengah membangun jaringan dukungan ke pusat demi memuluskan langkah politik masing-masing.
Menurut Alfisahrin, kehadiran Lalu Iqbal dalam konteks ini menjadi faktor penentu. Ia tidak hanya sebagai pemimpin daerah, tapi juga simbol keberhasilan Golkar di NTB yang kini memiliki kekuatan diplomasi yang kuat di level nasional.
"Umi Dinda secara politik dan emosional secara tidak langsung mendapatkan akses yang luas untuk menjembatani keinginannya maju sebagai Ketua DPD I Partai Golkar NTB melalui bantuan Pak Iqbal," jelasnya.
Dalam kerangka yang lebih luas, Alfisahrin menekankan bahwa partai-partai politik tengah melakukan reposisi kader secara sistematis dari pusat ke daerah dalam menyongsong Pemilu 2029. Menurutnya, ini juga sejalan dengan strategi koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran untuk tetap solid di berbagai tingkatan.
"Arah kebijakan DPP semua partai politik dan reposisi kader dari pusat ke daerah lebih fokus ke Pemilu 2029, sehingga format koalisi partai akan dijaga agar tidak pecah di tengah jalan," kata Alfisahrin.
Ia juga menyebut, membangun komunikasi lintas kader partai di dalam koalisi adalah hal wajar dan bahkan strategis.
"Saya kira tidak salah juga misalnya Umi Dinda membangun komunikasi politik dengan kader partai lain seperti Pak Iqbal untuk perkuat dukungan politik di DPP. Apalagi masih dalam format koalisi yang sama," tambahnya.
Pertemuan dua tokoh penting itu pun dinilai tidak bisa dilepaskan dari dinamika internal partai. Baik di level DPP maupun DPD, pembicaraan soal kaderisasi dan masa depan partai menjadi isu sentral.
"Saya tetap yakin bahwa pertemuan Pak Iqbal dan Bahlil, ada pesan dan misi politik yang dibahas dan suksesi kepemimpinan DPD I Partai Golkar NTB menjadi salah satu agenda. Ketua partai ketemu kader partai sudah pasti bicarakan kepentingan partai, kader partai, dan masa depan partai," tegas Alfisahrin.
Editor : Purnawarman