Muazzim Akbar Dorong 20 Persen Dana Desa Dialokasikan untuk Program Makan Bergizi Gratis

LOMBOK, iNewsLombok.id – Sebagai langkah strategis menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, Badan Gizi Nasional (BGN) menyelenggarakan sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Sikur, Lombok Timur.

Acara yang digelar di Aula Kantor Kecamatan ini dihadiri lebih dari 300 warga yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap program nasional tersebut.

Baca Juga

Bukan Kader Murni, Ini Alasan DPP PAN Tunjuk Bupati Lombok Barat LAZ Pimpin DPW NTB

Turut hadir dalam kegiatan ini Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar, Sesdep Prokerma Lalu Muhammad Iwan, Camat Sikur Saharudin, dan Anggota DPRD Lombok Timur Sahabudin. Sosialisasi ini mengangkat tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia” dan menjadi bagian dari kampanye pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam sambutannya, Muazzim Akbar menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran besar demi kelancaran implementasi MBG di seluruh Indonesia.

Ia juga mengajak masyarakat segera mendaftar sebagai mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang dalam operasionalnya mampu menyerap hingga 50 tenaga kerja dan menyediakan 3.000 porsi makanan bergizi setiap hari.

Baca Juga

Muazzim Akbar Didapuk Jadi Ketua Badan Tenaga Kerja DPP PAN 2024-2029

"Program ini bukan hanya soal gizi, tetapi juga soal lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi lokal. Desa bisa mengalokasikan hingga 20 persen dana desanya untuk mendukung program MBG ini," jelas Muazzim.

Camat Sikur, Saharudin, menyambut baik kehadiran BGN dan menjelaskan bahwa selama ini banyak informasi simpang siur terkait pelaksanaan MBG.

Sosialisasi ini menurutnya sangat penting untuk memberikan pemahaman yang utuh dan akurat kepada masyarakat.

Baca Juga

Pengawasan Ketat Komisi IX DPR RI: Jamin Keamanan Pangan dan Kendalikan Inflasi Jelang Ramadhan

Sementara itu, Lalu Muhammad Iwan menginformasikan bahwa hingga saat ini, sebanyak 30 unit SPPG telah beroperasi di NTB, dan lima unit tambahan akan segera menyusul pada awal Mei ini.

Ia menekankan bahwa MBG dirancang tidak hanya untuk mengatasi persoalan gizi, tetapi juga untuk memutar roda ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM, petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil lainnya.

Dengan dapur-dapur gizi yang dikelola masyarakat setempat, MBG menjadi penggerak nyata ekonomi kerakyatan sekaligus landasan bagi lahirnya generasi sehat, cerdas, dan kuat.

Editor : Purnawarman