get app
inews
Aa Text
Read Next : DPRD NTB Soroti Minimnya Kontribusi Pelabuhan Gili Mas terhadap Pendapatan Daerah

Krisis Armada Kapal, Ratusan Sapi Bima Terancam Mati di Pelabuhan Gili Mas

Senin, 28 April 2025 | 09:18 WIB
header img
Krisis Armada Kapal, Ratusan Sapi Bima Terancam Mati di Pelabuhan Gili Mas. iNewsLombok.id/Purnawarman

BIMA, iNewsLombok.id — Asosiasi Peternak dan Pedagang Bima bersama GAPEHANNI Kabupaten Bima menyuarakan keprihatinan mendalam terkait krisis armada pengangkutan sapi, lambannya birokrasi perizinan, serta buruknya tata kelola perdagangan ternak yang berdampak besar terhadap keberlangsungan usaha mereka.

Dalam konferensi pers yang digelar, Minggu (28/4/2024) mereka memaparkan sejumlah masalah utama. Keterbatasan kapal pengangkut menyebabkan antrian panjang truk di Pelabuhan Gili Mas.

Akibatnya, 16 ekor sapi mati dalam antrean, dengan total kerugian mencapai Rp280 juta, yang seluruhnya ditanggung peternak tanpa adanya kompensasi.

“Ini bukan hanya soal bisnis, tapi soal ketahanan pangan nasional,” tegas Ketua Asosiasi Pedagang dan Peternak Bima. Furqon.

Lambannya proses perizinan akibat birokrasi berbelit juga memperparah situasi. Mereka mendesak agar pemerintah segera menerapkan sistem layanan satu pintu dalam pengurusan izin pengiriman ternak, dan mempercepat proses uji PCR darah sapi, dengan usulan hasil tes dapat berlaku hingga satu bulan untuk pengiriman domestik.

Para peternak juga menekankan besarnya kontribusi mereka, mengingat setiap tahun Bima mengirim 15.000 hingga 16.000 ekor sapi ke Jakarta, dengan sirkulasi ekonomi mencapai Rp 270 miliar hingga Rp 500 miliar.

Mereka menyerukan agar Presiden RI, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perhubungan segera turun tangan memperbaiki sistem distribusi ternak, termasuk memperbanyak kapal ternak yang aman dan layak.

Dalam langkah strategis, asosiasi ini membentuk Divisi Hukum untuk melindungi peternak dari potensi penipuan dan kerugian hukum.

Selain itu, mereka mendorong pembentukan koperasi khusus peternak sapi agar lebih mandiri dan terorganisir dalam pemasaran serta pembiayaan.

Mereka juga mengajak semua pihak, mulai dari Pemda Kabupaten Bima, Pemda Dompu, hingga Pemerintah Jabodetabek, untuk duduk bersama menata sistem perdagangan sapi dari hulu ke hilir, termasuk meningkatkan kapasitas pelabuhan dan memperlancar distribusi ternak nasional.

“Melindungi peternak Bima berarti menjaga keberlanjutan pangan Indonesia. Sapi Bima bukan sekadar komoditas, tapi identitas ekonomi daerah yang harus dijaga bersama,” tegas mereka.     

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut