LOMBOK, iNewsLombok.id - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB H Mori Hanafi menggenjot persiapan atlet-atlet NTB melalui pemusatan latihan daerah (Pelatda). Pelatda sudah dimulai lama dan sampai saat ini masih dijalani atlet-atlet NTB hingga Agustus depan.
”Awalnya kita bagi pelatda berdasarkan grade atlet. Ini karena keterbatasan anggaran. Tapi sekarang semua atlet sudah menjalani pelatda,” ungkapnya, Senin (15/7/2024).
Mori menjelaskan pelatda merupakan program unggulan KONI NTB yang sudah dilaksanakan sejak periode-periode sebelumnya. Program ini efektif meningkatkan capaian prestasi NTB di PON.
Tujuan utama pelatda adalah mempersiapkan atlet sejak dini agar bisa maksimal saat tampil di PON Aceh-Sumatera Utara 2024.
”Latihan bagi atlet itu keharusan. Jika terhenti di tengah jalan, performa atlet malah turun,” tegasnya.
Pelaksanaan pelatda atlet dilakukan di sejumlah lokasi. Misalnya cabor atletik, beladiri, voli pasir, dan hoki berlatih di GOR 17 Deseber. Kemudian cabor panjat tebing, anggar, kurash, sepak takraw, dan kabaddi berlatih di Gelanggang Pemuda dan Olahraga.
Atlet bermotor berlatih di dua lokasi, Sirkuit Selaparang untuk nomor road race dan Sirkuit Tohpati untuk nomor grasstrack. Cabor muaythai, tarung derajat, dan dance sport berlatih di kawasan Batulayar.
Sejumlah atlet ada juga yang berlatih di luar NTB, tersebar di Pulau Jawa. Khususnya atlet-atlet yang memperkuat Indonesia di ajang olimpiade berlatih di pelatnas.
”Hanya cabor tinju yang berlatih di KSB. Karena disana ada Sasana Notorius,” terangnya.
Untuk memantau proses dan perkembangan atlet selama latihan, KONI NTB juga membentuk satuan tugas (satgas) kepelatihan. Tim ini diisi akademisi dan ahli-ahli olahraga NTB.
Satgas bertugas melakukan evaluasi dan memberikan laporan terkait progres latihan atlet. Jika ada yang perlu diperbaiki, satgas berkoordinasi dengan pelatih cabor masing-masing.
Mori menambahkan sebelum menjalani pelatda, atlet-atlet terlebih dulu mengikuti tes kondisi fisik awal. Ini bertujuan melihat kondisi atlet sebelum menjalani pelatda. Agar bisa dievaluasi setiap bulannya melalui hasil tes kondisi fisik awal tersebut.
”Jadi bisa kita lihat apakah kondisi atletnya menurun atau meningkat sejak tes awal,” terangnya.
Editor : Purnawarman