LOMBOK UTARA, iNewsLombok.id - Pagi Jelang siang sekitar pukul 10:30 WITA puluhan Warga Sigar Penjalin kecamatan Pemenang Lombok Utara, sudah berjejer di pelataran rumah lusuh dekat kandang sapi atau rumah huni sementara (Huntara), Selasa (2/5/2023).
Para penyitas gempa 7.0 magnitude Lombok Utara berkumpul disalah satu saung di desa setempat.
Tidak mudah bagi mereka selama lima tahun lamanya tinggal di Rumah seadanya sambil menunggu adanya kepastian dari pemerintah sejak 2018 silam, dengan muka penuh kecewa atas apa yang mereka alami saat ini di PHP oleh pemerintah daerah Lombok Utara karena rumah yang dijanjikan oleh Pemda tidak kunjung direalisadikan.
" Kami hanya menunggu selama empat tahun ini tanpa ada kepastian" teriak Suryani warga desa sire.
Suryani dengan tangis terisak -isak menlontarkan kekecewaannya kepada media ini untus disampaikan kepada orang nomor satu di bumi tatak tiwok Tunak Lombok Utara bupati Djohan Samsu untuk segera memberikan hak mereka untuk diberikan bantuan rumah tahan gempa dan Jadup atau jaminan hidup sementara yang tak kunjung datang.
" Katanya dulu RTG dan Jadup tinggal di jemput semua akan beres kalau pak Djohan Jadi bupati nyatanya tidak ada," ungkap Suryani kesal.
Andre warga Sigar penjalin yang lain juga lantang mempertanyakan soal realisasi Janji dari bupati Djohan Samsu dan Dany Charter soal RTG yang tak kunjung di bangun oleh pemerintah padahal mereka sudah masuk dalam daftar penerima RTG.
Sampai dengan saat ini mereka masih bertahan di dalam rumah seadanya karena jika mau membangun sendiri Mereka sudah tidak memiliki dana lagi.
" Mau ngutang susah kondisi ekonomi belum stabil untuk makan saja susah apalagi buat rumah," terang Andre.
Warga sudah tidak bisa lagi diberikan janji-janji manis oleh pemerintah daerah ini tanpa ada kejelasan soal RTG lanjut Andre, bupati sangat gampang bicara bahwa RTG tinggal dijemput Jadup tinggal diambil namun kenyataan sangat berbanding terbalik.
Didusun sigar penjalin ini terdapat 30 kepala Keluarga yang belum mendapatkan bantuan rumah RTG, dengan kondisi rusak berat puluhan bahkan ratusan rumah lainnya rusak sedang dan ringan belum disentuh sama-sekali oleh pemerintah daerah.
"Terdapat 30 KK didusun kami yang belum mendapatkan bantuan RTG dan masih bertahan di rumah sementara," terang Surianto Kadus Sigar penjalin.
Sampai dengan saat ini, sebanyak 14 ribu unit rumah tahan gempa (RTG) di Kabupaten Lombok Utara, hingga saat ini belum bisa terbangun akibat dana rehabilitasi dan rekonstruksi sebesar Rp250 miliar diblokir pemerintah.
Editor : Purnawarman