Riaje suami dari Harni menuturkan, putranya yang lahir pada Sabtu (18/2/2023) tersebut meninggal setelah mendapatkan perawatan di RSUD Praya. Sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Sehingga istrinya pun digotong menggunakan sarung.
"Digotong pakai sarung. Karena mobil dan motor tidak bisa masuk. Jalan putus karena hujan.Setelah digotong anaknya sudah mau keluar. Akhirnya diturunkan dari tandu. Dan anaknya sudah keluar," katanya, Rabu (22/2/2023).
Dia menuturkan, dia bersama istrinya merantau ke wilayah Sekotong untuk bekerja sebagai buruh tani menanam jagung. Sejatinya sudah ada mobil ambulan yang menunggu untuk dibawa ke fasilitas kesehatan.
Namun, ambulan tidak masuk karena jalan rusak. Jarak ambulan dengan lokasi jalan tempat istrinya melahirkan sekitar 100 meter.
Hingga akhirnya, setelah anaknya lahir di tengah jalan tersebut, bidan desa datang memeriksa dan kemudian membawa ibu dan bayi ke salah satu klinik diwilayah tersebut untuk mendapat perawatan.
Diceritakan Riaje karena bayinya yang baru lahir itu mengalami susah nafas dan demam, akhirnya dia dirujuk ke RSUD Praya.
"Menginap sampai pagi di klinik. Tapi harus dirujuk ke RSUD Praya karena kita yang minta. Mulanya mau dirujuk di RSUD Gerung Dirawat di RSUD satu hari petugas medis di RSUD berupaya menangani bayi saya," katanya.
Dikatakan, kini dirinya dan istri pasrah dan menerima kepergian sang buah hati yang sudah lama diharapkan kehadirannya.
"Mau gimana lagi. Sudah tidak ada harapan lagi. Ini lahiran ke empat. Bidan bilang bayinya susah nafas. Saat lahir juga tidak mengeluarkan tangis,"katanya.
Editor : Purnawarman