“Kongkritnya kalau pak Mori saja nggak mempermasalahkan persoalan ini, kenapa kita harus meributkannya,” tandas Sudirsah. Ketua Bidang OKK DPD Partai Gerindra NTB ini pun meminta semua pihak, termasuk Mori, untuk tenang, menahan diri dan sabar.
Menunggu sepenuhnya arahan Partai nanti seperti apa. Naufar Furqoni Fadinduan hendaknya menjadi contoh bagi kader juga simpatisan Partai. Tidak pernah ribut-ribut walaupun sudah dua bulan lebih ditunjuk Partai menjadi Wakil Ketua DPRD menggantikan Mori, belum juga dilantik.
“Adinda Farin nggak ada ribut-ributny tuch. Dan nggak merasa dihambat-hambat juga. Begitulah kader sejati Partai,” tandas Sudirsah.
Ditegaskannya sekali lagi, penempatan Mori di AKD adalah urusan internal Partai Gerindta. Dan biarlah Partai Gerindra bersikap untuk menentukan keputusan terbaik buat kader-kadernya. Lagi pula, Partai Gerindra adalah Partai besar.
Sudah berpengalaman dalam mempromosi dan mendegradasi jabatan kader-kadernya. Karena itu, politisi asal Lombok Utara ini menekankan, apa yang terjadi saat ini adalah hal yang biasa dan tidak ada istimewa-istimewanya.
“Dinamika pergantian jabatan di internal Partai itu bukan hanya terjadi di NTB. Tapi juga di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Yang pasti, evaluasi dan perbaikan akan terus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tandas Sudirsah.
Diapun memastikan, bahwa muara dari pergantian jabatan kader Gerindra di DPRD NTB tersebut adalah untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat. Bukan kepentingan Partai semata.
Editor : Purnawarman