"Tim TNGR dan Edelweiss Medical Center saat ini berada di Pos 4 dan diperkirakan akan tiba di lokasi dalam waktu satu jam," jelas Yusron.
Selain evakuasi darat, komunikasi dengan AIR Bali telah dijalin sebagai antisipasi apabila dibutuhkan evakuasi udara menggunakan helikopter.
“Basarnas sudah membangun komunikasi dengan AIR Bali, kemungkinan penyelamatan dengan udara sedang dipertimbangkan. Korban masih dalam kondisi hidup dan saat ini ditemani oleh porter dan gaetnya,” lanjutnya.
Yusron juga menyampaikan harapan agar proses evakuasi berjalan lancar dan tidak terjadi insiden lebih lanjut.
“Wisatawan masih dalam kondisi hidup. Kita berdoa tidak terjadi seperti kemarin dan korban dapat diselamatkan,” ucapnya penuh harap.
Gunung Rinjani adalah salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, namun juga menyimpan tantangan ekstrem, terutama di jalur Pelawangan-Segara Anak.
Insiden ini menjadi peringatan bagi pendaki untuk lebih waspada terhadap cuaca, perlengkapan keselamatan, dan kondisi fisik, terutama bagi wisatawan asing yang belum terbiasa dengan medan tropis dan berbatu seperti di Rinjani.
Menurut data Balai TNGR, hingga pertengahan Juli 2025 ini sudah tercatat lebih dari 3.800 pendaki baik domestik maupun mancanegara yang mengakses jalur pendakian. Sebagian besar berasal dari Eropa, Australia, dan Asia Tenggara.
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan, pemerintah daerah bersama pengelola TNGR diminta untuk memperkuat protokol keselamatan dan pengawasan jalur pendakian, termasuk pengadaan jalur evakuasi darurat dan penambahan rambu peringatan di titik rawan kecelakaan.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait