Jejak Sejarah Serangan Sultan Agung di Petilasan Makam Kemangi di Waleri Kendal

Susi Susanti/Rivo
Makam Kemangi di Kendal, Jawa Tengah. Foto: Ist

KENDAL, iNews.id – Petilasan prajurit Mataram, yaitu petilasan makam Kemangi yang terletak di wilayah Weleri, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memiliki nilai sejarah yang sangat penting.

Meskipun saat ini tempat ini merupakan kuburan, tempat ini dulunya memiliki nilai sejarah yang terkait dengan serangan Sultan Agung, Raja Mataram Islam, ke Batavia.

Pada saat itu, ketika Sultan Agung memutuskan untuk berperang melawan Belanda di Batavia, semua adipati, tumenggung, dan pejabat kerajaan dipanggil untuk pertemuan penting di Kerajaan Mataram yang dipimpin langsung oleh Sultan.

Mataram kemudian menyatakan perang terhadap Belanda di Batavia setelah rapat dan mendapat saran dari adipati dan pejabat kerajaan.

Pimpinan perang ditunjuk yaitu Tumenggung Bahurekso, Adipati Kendal, dan Adipati Pesisir Laut Jawa. Persiapan perang dilakukan di tempat yang dekat dengan pantai, bukan di pendopo kabupaten.

Lokasi pertemuan harus dirahasiakan, tempat yang dipilih berada di tengah hutan atau persawahan, tepatnya di bawah pohon yang rindang. Pohon itu dikenal dengan nama pohon kemangi.

Pohon tersebut terletak di tengah-tengah persawahan dan pemakaman (sekarang), di wilayah Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung. Tempat ini kemudian menjadi pemakaman yang dianggap keramat.

Peristiwa misterius pernah terjadi di petilasan kemangi ini, seperti yang diceritakan oleh seorang penduduk desa lain. Dia penasaran dan ingin membuktikan apakah makam Kemangi itu angker.

Bersama dengan istrinya, mereka mencari makam Kemangi tersebut meskipun mereka belum mengetahui lokasinya.

Mereka tidak menyerah dan terus bertanya ke sana ke mari. Orang-orang yang ditanya menjawab dengan terkejut dan tidak berani menunjukkan dengan tangan, hanya menjawab secara lisan.

Mereka kemudian mengikuti petunjuk yang diberikan sebelumnya. Setelah sekitar 100 meter, mereka sampai di makam yang dituju. Di belakang mereka, ada tiga anak kecil yang sedang bermain di pinggir sawah. Tiga anak tersebut mendekati mereka dan bertanya, "Bapak dan Ibu akan pergi ke kuburan kemangi?"

Mereka menjawab, "Ya."

Kemudian tiga anak tersebut mengantarkan mereka ke kuburan Kemangi. Ketika sampai di makam, mereka berpaling ke belakang untuk mengucapkan terima kasih. Namun, mereka terkejut dan merinding. Tiga anak tersebut tiba-tiba menghilang.

"Sebelumnya ada anak kecil yang hilang, dan keluarganya menemukannya di tengah sawah yang tidak jauh dari Kuburan Kemangi. Anak-anak yang hilang tadi menceritakan bahwa mereka berada di kota yang bangunannya indah," jelasnya.

Muncul cerita misterius bahwa ada kiriman semen untuk membangun masjid yang jumlahnya satu truk tronton penuh.

Setelah diterima dan dilihat pengirimnya, ternyata pengirimnya adalah orang yang sebelumnya hilang di sekitar kuburan Kemangi dan dianggap sudah meninggal. Lalu, siapa yang mengirimnya?

Nama Kendal diambil dari nama pohon, yaitu Pohon Kendal. Pohon yang memiliki dedaunan lebat ini sudah dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500-1546 Masehi, pada masa pemerintahan Sultan Trenggono.

Menurut cerita, Sunan Katong terpesona melihat keindahan dan kerimbunan pohon Kendal yang tumbuh di sekitarnya.

Sambil menikmati pemandangan pohon Kendal yang terlihat indah, beliau menyebut bahwa daerah tersebut kelak akan disebut "Kendalsari".

Pohon besar yang oleh masyarakat disebut-sebut berada di pinggir Jalan Pemuda Kendal juga dikenal dengan nama Kendal Growong, karena batangnya berlubang atau "growong".

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network