Puluhan Warga Lombok Tertipu Jual Beli Minyak Goreng, Pelaku Malah Lapor Balik Para Korban

Mataram, iNewsLombok.id- Puluhan warga pengelola usaha kecil di Lombok, menjadi korban penipuan jual beli minyak goreng murah dengan total kerugian yang ditaksir mencapai Rp1 miliar.
Aksi penipuan ini diduga dilakukan oleh seorang remaja berinisial "SP" 22 tahun, warga Lingkungan Dasan Sari Kelurahan Kebun Sari Ampenan. Pasalnya modus penipuan dilakukan terang - terangan, membuka orderan pembelian minyak melalui media sosial.
Aksi pelaku bahkan secara terang terangan menawarkan minyak goreng murah melalui media sosial, serta membuat surat pemesanan agar lebih meyakinkan aksinya dalam meraup uang modal dari korbannya.
Lia salah satu korbannya, saat ditemui pada Minggu (17/4/2022) mengungkapkan, jumlah korban yang terdaftar dalam surat pemesanan itu mencapai lebih dari 40 orang.
Dirinya bersama beberapa korban lain, sebelumnya sudah menempuh itikad baik menemui pelaku, agar uang modal pemesanan dikembalikan jika memang minyak goreng yang dimaksud tidak ada.
"Saya sudah menempuh itikad baik untuk mengunjungi pelaku ke rumahnya. Saya berharap ada ganti rugi meski bukan cuma materi tetapi barang berharga. Tapi dia jawab santai saja, tidak ada minyak gorengnya. Sudah tidak ada uang, dan tidak ada barang berharga yang bisa diberikan untuk mengganti," ungkap Lia menceritakan.
Ia juga membeberkan modus penipuan yang dilakukan pelaku, terus berulang setiap pekannya. Pelaku berhasil meyakinkan setiap korbannya dengan menunjukkan foto stock minyak goreng kemasan yang jumlahnya mencapai puluhan dus, dilengkapi dengan catatan pemesanan dari korbannya yang lain.
Pasalnya, dalam catatan pemesanan itu bahkan dibubuhkan tanda tangan dari Ketua RT setempat dan sejumlah saksi pemesan, serta menempelkan materai. Sehingga aksi pelaku tidak terendus sebagai modus penipuan.
"Korban 45 orang yang saya tau. Kita dibuatkan semacam surat pernyataan pemesanan gitu, ada tanda tangan ketua RT dan saksi dengan menempelkan materai jadi kami yakin. Dimana harga yang ditawarkan saat itu Rp245 ribu perdus," terangnya.
Atas aksi pelaku ini, Lia mengaku mengalami kerugian belasan juta rupiah. Belum lagi dengan kelompok pemesan lain yang dihimpunnya dengan nominal yang beragam, dan bahkan mencapai lebih dari Rp200 juta. Sementara itu, dalam daftar pemesanan minyak goreng yang sebelumnya dikirim pelaku Saumi Putri, terdapat total nilai pemesanan minyak goreng mencapai Rp1,5 miliar.
"Dari saya memang tidak seberapa yang ditipu, tapi dari kelompok pemesanan minyak goreng dalam surat itu, totalnya mencapai 1,5 miliar rupiah," ungkap Lia.
Lia adalah satu dari sekian banyak korban penipuan jual beli minyak goreng murah yang dilakukan oleh Saumi Utami. Merekapun saat ini beramai - ramai membuat laporan polisi terhadap perkara ini, agar pelaku diproses hukum dan tidak menipu banyak korbannya lagi.
"Semoga segera tertangkap pelakunya. Saat saya kunjungi dia (Saumi Putri Utami) santai saja berkeliaran seperti tidak ada masalah," pungkasnya.
Sementara, di lain pihak, pelaku penipuan (Lia) telah membuat laporan ke Bareskrim Polda NTB atas dugaan pencemaran nama baik. Aksi pelaporan oleh Lia itu disebarkan melalui media sosial bahwa dirinya telah melaporkan sejumlah orang yang telah menyebarkan foto KTP dan foto pribadinya serta menuding dirinya seorang DPO (Daftar Pencarian Orang).
"Itu jelas-jelas penipuan dan pencemaran nama baik. Yang bisa mengeluarkan surat DPO itu hanya kepolisian, di luar itu sudah jelas-jelas penipu," katanya.
Editor : Dewi Ayu Tri Anjani