MoU Bersejarah Bali, NTB, NTT: Reaktivasi Kembali Ikatan Sunda Kecil
LOMBOK, iNewsLombok.id - Tiga gubernur dari wilayah gugusan Sunda Kecil—Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal, dan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena—secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama antarprovinsi. Penandatanganan berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB, pada Selasa (25/11/2025).

MoU ini merupakan tindak lanjut dari Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KRBNN) yang pertama kali dibahas pada pertemuan 3 November 2025 di Bali. Kolaborasi tersebut dipandang sebagai upaya memperkuat kembali keterhubungan historis wilayah Sunda Kecil.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan bahwa ketiga provinsi secara historis memang memiliki keterikatan kuat, sehingga kerja sama ini terasa alami.
“Jadi, ini adalah takdir buat kami. Karena historis di zaman dulu kita adalah Sunda Kecil namanya sehingga tidak terpisahkan. Yang berbeda di kami agama mayoritas,” ujarnya.
Iqbal juga menegaskan bahwa ketiga provinsi memiliki visi serupa dalam membangun ekonomi hijau dan ekonomi biru. Keduanya relevan karena seluruh wilayah berada di kawasan kepulauan dengan potensi maritim yang besar.
“Di pertemuan kedua ini, kami menyepakati integrasi dalam tiga area, yakni konektivitas, pariwisata, dan energi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kerja sama tersebut diperluas dengan melibatkan dunia usaha, asosiasi sektor swasta, BUMD, serta BUMN. Setelah MoU ditandatangani, tahap berikutnya adalah penyusunan perjanjian kerja sama (PKS) yang akan difinalisasi pada 22 Desember 2025 di Labuan Bajo, NTT.
Gubernur Bali I Wayan Koster memandang kerja sama tersebut sebagai bentuk pelestarian hubungan sejarah sejak dibentuknya wilayah Sunda Kecil pada 14 Agustus 1958.
“Hari ini, kita MoU di bidang pariwisata, perhubungan, energi terbarukan, ekspor impor dan perdagangan,” ungkapnya.
Koster juga menegaskan bahwa meski para pemimpin tiga provinsi memiliki latar politik berbeda, kepentingan masyarakat tetap menjadi prioritas.
“Saya berwarna merah, Pak Gubernur NTB putih dan Pak Gubernur NTT berwarna kuning. Tapi kami ini punya kesamaan untuk bersatu jika untuk rakyat, maka atribut warna itu, kita tinggalkan,” ujarnya sambil berkelakar.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut pertemuan ini sebagai momentum penting karena menghadirkan banyak pelaku usaha dari Kadin, Gapensi, Apindo, Hipmi, hingga Danantara.
“Pertemuan di Mandalika ini adalah langkah maju kita bertiga (NTB, NTT dan Bali). Maka, kenapa agak ramai, ini karena kami ingin langsung aksi dengan semua program jelas menguntungkan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa kerja sama ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong kebangkitan ekonomi nasional yang dimulai dari wilayah timur Indonesia.
“Provinsi NTB, NTT dan Bali, siap berlari sesuai arahan dan niatan Presiden Prabowo untuk memulai kebangkitan ekonomi Indonesia dimulai dari Sunda Kecil,” ujarnya.
Pertemuan tersebut turut dihadiri bupati/wali kota se-NTB, perwakilan provinsi Bali dan NTT, perwakilan asosiasi pengusaha, BUMD, BUMN, serta Managing Director Danantara, Rohan Hafas.
Untuk memperkuat konteks pemberitaan, berikut tambahan informasi relevan:
KR-BNN merupakan forum kerja sama strategis yang digagas untuk meningkatkan posisi kompetitif Bali–NTB–NTT dalam sektor pariwisata dan investasi.
Sunda Kecil secara historis mencakup Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor, sebelum dibagi menjadi beberapa provinsi pada era modern.
Sirkuit Mandalika dipilih sebagai lokasi penandatanganan karena menjadi simbol kebangkitan ekonomi kawasan melalui event internasional, termasuk MotoGP.
Pemerintah pusat telah menargetkan kawasan ini sebagai koridor pembangunan biru (blue corridor) berbasis kelautan dan perikanan.
Ketiga provinsi juga menyiapkan rencana integrasi jalur pelayaran dan penerbangan untuk memperkuat konektivitas wisata dan logistik antarwilayah.
Editor : Purnawarman