get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Ina Rosdiana, Hijaber Tangguh Penakluk Lintasan ITCR Mandalika 2025

Koalisi Masyarakat Peduli Tambang Kritik Relaksasi Ekspor Amman Mineral

Senin, 27 Oktober 2025 | 14:09 WIB
header img
Ketua KMPT Sumbawa Barat kritik perpanjangan izin ekspor PT Amman Mineral yang dinilai bukti pemerintah belum konsisten jalankan kebijakan hilirisasi tambang. Istimewa

SUMBAWA BARAT, iNewsLombok.id – Ketua Koalisi Masyarakat Peduli Tambang (KMPT) Sumbawa Barat, Iwan Setiawan, menilai perpanjangan izin ekspor konsentrat tambang milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menunjukkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menjalankan kebijakan hilirisasi industri tambang.

Menurut Iwan, keputusan pemerintah pusat memberikan relaksasi ekspor konsentrat untuk kesekian kalinya memperlihatkan bahwa kebijakan hilirisasi sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba masih diterapkan setengah hati.

“Negara masih belum konsisten menerapkan aturan yang dibuat sendiri. Jika kondisi ini dibiarkan terus berlarut-larut akan berpengaruh pada hal lain,” tegas Iwan Setiawan, Minggu (27/10/2025).

Hilirisasi Tertunda, Smelter di Sumbawa Barat Belum Beroperasi

Iwan menilai, perpanjangan izin ekspor konsentrat berdampak pada ketidakpastian beroperasinya smelter tembaga dan emas di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Padahal, kehadiran smelter tersebut diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal.

“Smelter belum juga beroperasi tapi izin konsentrat terus dikabulkan pusat. Ini ada dua persoalan besar bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti banyaknya narasi publik yang mengaitkan penghentian izin ekspor dengan potensi berkurangnya pendapatan negara dan daerah. Menurutnya, pandangan tersebut tidak memiliki dasar kuat.

“Saya heran ada politisi yang membangun narasi seperti ini. Pertanyaan kita, apakah narasi ini benar jika melihat fakta nyata di lapangan,” sesalnya.

Iwan menduga narasi tersebut sengaja digulirkan untuk menekan pemerintah pusat agar terus memberikan izin ekspor bagi PT Amman Mineral. Ia menilai, seolah-olah tanpa keberadaan perusahaan tersebut, ekonomi nasional dan daerah akan lumpuh.

“Kontribusi besar yang kita harapkan dari perusahaan ini adalah bagaimana terserapnya tenaga kerja di pabrik yang dibangun. Itu kontribusi nyata. Tapi kalau smelter belum beroperasi, masyarakat kita dapat apa?” keluhnya.

KMPT Akan Gelar Aksi Desak Kontribusi Nyata

Iwan memastikan, perjuangan KMPT untuk menuntut kontribusi konkret PT Amman Mineral bagi masyarakat Sumbawa Barat tidak akan berhenti.

“Dalam waktu dekat kami akan melakukan aksi. Tuntutan kami masih sama, bagaimana mendesak Amman benar-benar memberikan kontribusi bagi masyarakat Sumbawa Barat,” tandasnya.

PT Amman Mineral Nusa Tenggara merupakan pengelola tambang tembaga dan emas di Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Proyek smelter Amman Mineral yang dibangun di Maluk ditargetkan rampung pada 2026, namun progres fisik hingga pertengahan 2025 baru mencapai sekitar 75%.

Pemerintah Indonesia berkomitmen menghentikan ekspor mineral mentah untuk mendukung hilirisasi nasional, tetapi beberapa perusahaan besar mendapat perpanjangan izin karena pembangunan smelter belum selesai.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut