get app
inews
Aa Text
Read Next : PPATK Blokir Rekening Dormant KH Cholil Nafis, MUI Minta Presiden Turun Tangan

MUI Ingatkan: Demo Boleh, Anarkisme Tidak!

Minggu, 31 Agustus 2025 | 12:59 WIB
header img
MUI imbau massa tahan diri, hentikan aksi anarkis dan kembalikan barang rampasan; pejabat diminta jauhi gaya hidup mewah demi cegah kecemburuan sosial. ist

Pesan Redaksi:
Suarakan aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, tapi jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah. Jaga ketertiban, hargai sesama, dan tunjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

 

JAKARTA, iNewsLombok.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti aksi demonstrasi yang berujung ricuh dengan penyerangan rumah warga hingga pengambilan paksa barang milik orang lain. MUI menyerukan agar masyarakat menahan diri dan tidak melakukan tindakan anarkis.

"Masyarakat agar menahan diri dari tindakan anarkistik, vandalisme, perusakan fasilitas publik, serta penjarahan dan pengambilan properti orang lain secara tidak hak," ujar Ketua MUI, Asrorun Niam Sholeh, dalam keterangannya, Minggu (31/8/2025).

Asrorun menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan hak warga negara, namun tidak boleh disertai dengan aksi kekerasan maupun pelanggaran hukum.

"Pencurian harta orang lain, karena itu bertentangan dengan hukum agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan," tuturnya.

Ajak Kembalikan Harta Rampasan

MUI juga mengimbau masyarakat yang telah mengambil barang milik orang lain untuk segera mengembalikannya kepada pemilik atau pihak berwenang.

"Kita semua perlu menahan diri, muhasabah (melakukan introspeksi), berkomitmen untuk mewujudkan kedamaian, melakukan perbaikan serta mencegah terjadinya tindakan destruktif yang bisa mengganggu keamanan dan kedamaian," tambah Asrorun.

Peringatan Soal Gaya Hidup Hedon

Selain menyoroti aksi ricuh, MUI juga mengingatkan pejabat maupun masyarakat agar tidak memicu kecemburuan sosial dengan gaya hidup berlebihan.

"Pejabat dan masyarakat sudah seharusnya mengedepankan gaya hidup yang sederhana, membangun solidaritas sosial, mengedepankan semangat kesetiakawanan sosial, serta menghindari flexing alias gaya hidup mewah dan hedonisme meski sekadar untuk konten," ungkapnya.

Menurutnya, aspirasi mahasiswa dan masyarakat yang disuarakan dalam aksi seharusnya menjadi koreksi atas kebijakan pemerintah.

"Penyampaian aspirasi mahasiswa dan masyarakat untuk perbaikan negeri dan koreksi atas kebijakan yang dinilai tidak sensitif terhadap rasa keadilan masyarakat, perlu direspons secara bijak dan cepat, serta komitmen untuk mendengar dan melaksanakan perbaikan," pungkasnya.

MUI berkomitmen menjaga stabilitas nasional, terutama di tengah dinamika politik dan ekonomi yang sensitif.

Aksi unjuk rasa di berbagai daerah belakangan ini memang diwarnai kericuhan akibat dugaan provokasi oknum tertentu.

Para ahli menilai peringatan MUI relevan, mengingat potensi perpecahan sosial bisa meningkat jika aksi massa terus berlangsung tanpa kendali.

Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan tetap menjaga pendekatan persuasif agar demonstrasi tidak berkembang menjadi konflik horizontal.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut