Terungkap! Ibu Pembuang Bayi di Belanting Sambalia Berasal dari Lombok Utara

LOMBOK TIMUR, iNewsLombok.id - Misteri pembuangan bayi di pinggir Jalan Raya Belanting Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, akhirnya mulai menemui titik terang. Ibu dari bayi malang tersebut diketahui bernama Dewi Wati (25), warga Dusun Mentigi, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Identitas ini terungkap setelah seorang kerabat Dewi, Rohani (31), mendatangi Mapolsek Sambelia pada Jumat, 11 Juli 2025. Dalam keterangannya kepada pihak kepolisian, Rohani mengaku bahwa bayi tersebut adalah anak dari keponakannya, Dewi Wati.
"Kami baru tahu kejadian tersebut setelah melihat di media sosial dan mengenali bayi serta tas yang dibawanya. Saya yang menemani Dewi saat melahirkan di Polindes Tanjung pada 8 Juli lalu," ungkap Rohani di hadapan petugas.
Menurut pengakuan Rohani, Dewi Wati merupakan seorang janda dengan dua anak dan saat ini menikah secara siri. Bayi yang dibuang di tepi jalan tersebut merupakan buah dari pernikahan sirinya itu.
Namun, sejak kabar pembuangan bayi tersebut viral, Dewi Wati tidak dapat dihubungi dan tidak diketahui keberadaannya.
"Beberapa kali saya coba hubungi, tapi tidak ada jawaban. Akhirnya saya ke kantor polisi untuk memberi tahu," jelasnya.
AKP Nikolas Osman, Kasi Humas Polres Lombok Timur, membenarkan bahwa kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Polisi juga meminta bantuan keluarga untuk membantu mencari keberadaan Dewi Wati guna dimintai keterangan resmi terkait tindakan membuang bayi tersebut.
"Kami minta pihak keluarga, jika mengetahui keberadaan Dewi Wati, agar segera melaporkan atau membawanya ke Polsek Sambelia untuk dimintai keterangan," ujar Nikolas.
Terkait keinginan keluarga untuk mengadopsi bayi tersebut, pihak kepolisian telah menyarankan agar mereka berkoordinasi langsung dengan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur.
"Kita telah melakukan koordinasi dengan Dinsos Lotim. Pihak keluarga bisa datang ke sana pada Senin, 14 Juli 2025, untuk memproses adopsi secara legal," tambah Nikolas.
Kasus pembuangan bayi seperti ini bukan kali pertama terjadi di NTB. Berdasarkan data Dinas Sosial NTB, dalam lima tahun terakhir tercatat setidaknya ada 12 kasus serupa yang mayoritas disebabkan oleh ketidaksiapan ekonomi dan status hubungan yang tidak sah secara hukum.
Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan edukasi keluarga dan layanan kesehatan reproduksi sebagai bentuk pencegahan.
Editor : Purnawarman