Banjir Mataram: Pemprov NTB Tetapkan Status Darurat Bencana Selama 10 Hari

MATARAM, iNewsLombok.id - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi menetapkan status darurat bencana selama 10 hari menyusul banjir besar yang melanda Kota Mataram dan sekitarnya pada Minggu (6/7/2025).
Penetapan ini merupakan bentuk respons cepat pemerintah terhadap dampak banjir yang merendam permukiman warga, fasilitas umum, dan infrastruktur jalan di beberapa titik vital kota.
Keputusan darurat bencana ini diambil dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB pada Senin malam (7/7/2025), dan dihadiri oleh unsur pimpinan daerah seperti Kapolda, Danrem, Kajati, Ketua DPRD NTB, serta pimpinan OPD terkait.
“Mulai hari ini, kita tetapkan status darurat bencana yang berlaku selama sepuluh hari. Ini agar proses penanganan bisa lebih cepat dan terkoordinasi,” tegas Plh Sekretaris Daerah NTB, Lalu Muhammad Faozal.
Dalam masa tanggap darurat ini, Pemprov NTB akan mengaktifkan posko pengaduan dan posko penanganan cepat. Seluruh aparatur sipil negara (ASN) akan dilibatkan secara langsung di lapangan untuk memastikan bantuan dan pelayanan korban banjir berjalan optimal.
“Besok para ASN Pemprov akan turun ke lokasi terdampak. Ada skema pembagian tugas, OPD dan asisten akan membackup wilayah-wilayah tertentu,” lanjut Faozal.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa Asisten I akan fokus di area perkantoran dinas provinsi di Jalan Majapahit, sedangkan Asisten II dan III akan bergerak ke wilayah yang terdampak langsung oleh banjir seperti Kelurahan Pejeruk, Karang Pule, dan Pagesangan.
Untuk memaksimalkan distribusi logistik dan bantuan darurat, Pemprov NTB memberikan kewenangan penuh kepada Pemerintah Kota Mataram. Langkah ini diambil karena Pemkot dianggap memiliki pemahaman paling komprehensif terhadap kondisi wilayahnya.
“Distribusi bantuan akan dikoordinir oleh Wali Kota Mataram karena beliau yang paling tahu kondisi dan sebaran wilayah terdampak,” ujar Faozal.
Hingga berita ini diturunkan, ribuan warga masih berada di pengungsian. Bantuan logistik seperti makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, dan selimut terus didistribusikan melalui posko utama yang didirikan di Kantor Camat Sekarbela dan Pagutan Barat.
Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, banjir yang terjadi dipicu oleh curah hujan ekstrem serta meluapnya beberapa saluran drainase dan sungai kecil di dalam kota. Diperkirakan lebih dari 3.000 rumah terdampak, dengan kerugian material mencapai miliaran rupiah.
Dinas Sosial NTB dan relawan PMI juga telah menyiapkan dapur umum dan layanan kesehatan darurat bagi korban banjir. Sementara itu, Dinas PUPR tengah mengevaluasi sistem drainase kota yang dianggap belum memadai dalam menampung limpahan air hujan.
Editor : Purnawarman