get app
inews
Aa Text
Read Next : Lawan Jepang, Indonesia Tampil Tanpa Rizky Ridho dan Ivar Jenner

NGERI Usai Makan Kentang Bertunas Pasangan TKI di Jepang Tewas, Ini Bahaya Racunnya!

Rabu, 11 Juni 2025 | 16:28 WIB
header img
Kentang bertunas berbahaya jika dikonsumsi. Foto: Ist

JEPANG, iNewsLombok.id – Media sosial X baru-baru ini dihebohkan dengan kisah tragis pasangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikabarkan meninggal dunia di Jepang setelah mengonsumsi kentang bertunas.

Unggahan dari akun @tanyarlfes menyebutkan bahwa kentang yang sudah lama disimpan, terpapar sinar matahari, atau berwarna hijau dapat mengandung senyawa beracun bernama glikoalkaloid.

"Kentang bertunas se Bahaya itukah? Sumpehhh loh sender syiksyaksyok krna baru tau ngeuri banget yakkk," tulis akun tersebut, disertai foto kentang bertunas dan tangkapan layar penjelasan bahaya kentang.

Bahaya Kentang Bertunas dan Senyawa Glikoalkaloid

Kentang sebenarnya kaya nutrisi seperti vitamin C, B6, dan serat. Namun, penyimpanan yang tidak tepat bisa mengubahnya jadi beracun. Melansir EatingWell (Rabu, 11/6/2025), kentang bertunas, kehijauan, atau berbintik hijau mengandung solanin dan chaconine, bagian dari kelompok glikoalkaloid. Senyawa ini adalah mekanisme perlindungan alami tanaman dari serangga dan penyakit, namun berbahaya bagi manusia dalam jumlah tinggi.

Glikoalkaloid adalah senyawa toksik alami yang ada pada tanaman keluarga nightshade (termasuk kentang, tomat, dan terung). Konsentrasinya paling tinggi di kulit, mata tunas, dan bagian hijau kentang.

Menurut penelitian National Institutes of Health (NIH), dosis tinggi glikoalkaloid dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga gangguan saraf seperti kebingungan dan kelumpuhan ringan. Dalam kasus ekstrem, bisa berujung kematian.

Kasus Keracunan Kentang: Bukan Sekadar Isu Viral

Meski belum ada konfirmasi resmi tentang kematian pasangan TKI yang viral tersebut, kasus keracunan akibat kentang bertunas bukanlah hal baru.

Pada tahun 2013, di Inggris, satu keluarga keracunan setelah mengonsumsi sup berbahan dasar kentang tua dan bertunas. Dua anak dalam keluarga itu dirawat di rumah sakit dengan gejala neurologis parah, meskipun akhirnya pulih.

Ciri-Ciri Kentang yang Tidak Aman Dikonsumsi

Dilansir dari EatingWell dan Food Safety Authority, berikut tanda kentang yang sebaiknya dibuang:

  • Bertunas dan tunasnya cukup besar.
  • Warna kulit berubah menjadi kehijauan.
  • Tekstur sudah mulai lembek atau keriput.
  • Memiliki rasa pahit atau aneh setelah dimasak.

Jika tunas masih kecil dan kentang tidak menunjukkan perubahan warna, tekstur, atau rasa aneh, biasanya kentang masih bisa dikonsumsi dengan catatan tunas dan bagian hijau benar-benar dibuang. Namun, jika ragu, lebih baik buang untuk menghindari risiko keracunan.

Agar kentang tidak cepat bertunas atau berubah warna, simpanlah dengan cara berikut:

  • Simpan di tempat sejuk, gelap, dan kering (jangan di lemari es).
  • Hindari sinar matahari langsung.
  • Jangan menyimpan kentang dekat bawang karena bisa mempercepat pembusukan.
  • Periksa secara rutin dan buang kentang yang menunjukkan tanda-tanda rusak.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut