NGERI Usai Makan Kentang Bertunas Pasangan TKI di Jepang Tewas, Ini Bahaya Racunnya!

JEPANG, iNewsLombok.id – Media sosial X baru-baru ini dihebohkan dengan kisah tragis pasangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikabarkan meninggal dunia di Jepang setelah mengonsumsi kentang bertunas.
Unggahan dari akun @tanyarlfes menyebutkan bahwa kentang yang sudah lama disimpan, terpapar sinar matahari, atau berwarna hijau dapat mengandung senyawa beracun bernama glikoalkaloid.
"Kentang bertunas se Bahaya itukah? Sumpehhh loh sender syiksyaksyok krna baru tau ngeuri banget yakkk," tulis akun tersebut, disertai foto kentang bertunas dan tangkapan layar penjelasan bahaya kentang.
Kentang sebenarnya kaya nutrisi seperti vitamin C, B6, dan serat. Namun, penyimpanan yang tidak tepat bisa mengubahnya jadi beracun. Melansir EatingWell (Rabu, 11/6/2025), kentang bertunas, kehijauan, atau berbintik hijau mengandung solanin dan chaconine, bagian dari kelompok glikoalkaloid. Senyawa ini adalah mekanisme perlindungan alami tanaman dari serangga dan penyakit, namun berbahaya bagi manusia dalam jumlah tinggi.
Glikoalkaloid adalah senyawa toksik alami yang ada pada tanaman keluarga nightshade (termasuk kentang, tomat, dan terung). Konsentrasinya paling tinggi di kulit, mata tunas, dan bagian hijau kentang.
Menurut penelitian National Institutes of Health (NIH), dosis tinggi glikoalkaloid dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga gangguan saraf seperti kebingungan dan kelumpuhan ringan. Dalam kasus ekstrem, bisa berujung kematian.
Meski belum ada konfirmasi resmi tentang kematian pasangan TKI yang viral tersebut, kasus keracunan akibat kentang bertunas bukanlah hal baru.
Pada tahun 2013, di Inggris, satu keluarga keracunan setelah mengonsumsi sup berbahan dasar kentang tua dan bertunas. Dua anak dalam keluarga itu dirawat di rumah sakit dengan gejala neurologis parah, meskipun akhirnya pulih.
Dilansir dari EatingWell dan Food Safety Authority, berikut tanda kentang yang sebaiknya dibuang:
Jika tunas masih kecil dan kentang tidak menunjukkan perubahan warna, tekstur, atau rasa aneh, biasanya kentang masih bisa dikonsumsi dengan catatan tunas dan bagian hijau benar-benar dibuang. Namun, jika ragu, lebih baik buang untuk menghindari risiko keracunan.
Agar kentang tidak cepat bertunas atau berubah warna, simpanlah dengan cara berikut:
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta