Semua Kloter Haji NTB Telah Tiba di Makkah: 4 Jemaah Meninggal dan 15 Masih Dirawat

MAKKAH, iNewsLombok.id - Sebanyak 12 kloter jemaah haji asal Nusa Tenggara Barat (NTB) telah tiba dengan selamat di Kota Makkah setelah sebelumnya diberangkatkan dari Madinah. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, H. Zamroni Aziz, memastikan seluruh jemaah dalam kondisi baik dan pelayanan berjalan optimal di seluruh sektor.
“Jadi Alhamdulillah semuanya yang gelombang pertama dari kloter 1 sampai 12 sudah di Tanah Suci Makkah, sudah pendorongan dari Madinah ke Mekah, semuanya sudah ada,” ujar Zamroni, Senin (26/5/2025).
Zamroni menyampaikan bahwa hasil pemantauan langsung di lapangan menunjukkan kepuasan dari para jemaah. Ia meninjau langsung layanan dan berdialog dengan para ketua kloter.
“Termasuk pertama, layanan kesehatan, layanan transportasi, kemudian layanan akomodasi, dan konsumsi semuanya mereka menyampaikan bagus,” ungkapnya.
Masalah teknis terkait distribusi kartu Nusuk yang sempat dikhawatirkan kini hampir tuntas. Hanya segelintir jemaah yang belum menerima, dan pemerintah sudah melakukan koordinasi aktif untuk penyelesaian akhir.
“Itu hampir 99 persen sudah selesai, tinggal beberapa di kloter yang tersisa. Kami sudah berkoordinasi dengan Sarikah dan sektor. Dipastikan semua kartu Nusuk diterima sebelum Alramusna,” tambah Zamroni.
Bagi jemaah yang mengalami gangguan kesehatan, layanan medis diterapkan sesuai standar. Jika keluhan ringan, perawatan dilakukan di hotel oleh tim medis kloter. Jika kondisi memburuk, jemaah dirujuk ke rumah sakit di bawah pengawasan PPH Arab Saudi.
“Jadi tidak ada jemaah yang tidak terlayani perawatan kesehatannya. Pemerintah Arab Saudi komitmen betul terhadap jemaah,” tegas Zamroni.
Empat jemaah asal Embarkasi Lombok dinyatakan wafat selama menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. Seluruh proses dari pemulasaran hingga pemakaman dilakukan dengan sangat baik dan penuh penghormatan oleh otoritas Arab Saudi.
“Bayangkan, ratusan ribu orang di Masjidil Haram termasuk di Masjid Nabawi ikut menyalatkan. Setelah itu, jenazah diurus oleh pemerintah Arab Saudi dan diikuti oleh kloter,” kata Zamroni.
Bagi jemaah dengan kondisi berat namun masih memungkinkan menjalani rukun haji, pemerintah menerapkan kebijakan Murur. Jemaah akan dibawa menggunakan ambulans untuk mengikuti prosesi di Alramusna, lalu dikembalikan ke lokasi perawatan.
Untuk jemaah yang mengalami gangguan kejiwaan atau kehilangan ingatan, pemerintah telah menyiapkan kemungkinan rujukan ke rumah sakit jiwa di Arab Saudi. Bila tidak memungkinkan menjalani ibadah secara langsung, pelaksanaan badal haji akan dilakukan oleh petugas resmi.
“Komitmen pemerintah Indonesia, melalui PPH Arab Saudi dan Kementerian Agama, termasuk dukungan Pemerintah Arab Saudi, adalah tidak ada jemaah yang tidak terlayani dengan baik,” pungkas Zamroni.
Editor : Purnawarman