get app
inews
Aa Text
Read Next : Alfisyahrin: Meritokrasi Gubernur NTB Iqbal Hanya Jalan di 40 Persen Kebijakan

Foto Bersama Elite Gerindra, Pengamat: Juraid Thinker-nya Gubernur Iqbal, Siap Tinggalkan Golkar?

Jum'at, 23 Mei 2025 | 23:27 WIB
header img
Foto Bersama Elite Gerindra, Pengamat: Juraid Thinker-nya Gubernur Iqbal, Siap Tinggalkan Golkar?. Tangkapan Layar

LOMBOK, iNewsLombok.id – Dunia politik NTB kembali diguncang isu hangat usai beredar foto Khairudin Juraid, kader Partai Golkar, bersama dua petinggi Partai Gerindra, yakni Sufmi Dasco Ahmad dan Ahmad Muzani. Spekulasi pun berkembang, menyebut Khairudin tengah dipersiapkan menjadi Sekretaris DPD Gerindra NTB menggantikan posisi strategis yang selama ini dinilai krusial.

Dr. Alfisahrin, Pengamat Politik Universitas BIMA MFA sekaligus Dosen Komunikasi Politik Universitas 45 Mataram, menyebut potret tersebut bukan sekadar kebetulan.

Ia menilai gesture dan simbol visual itu sebagai sinyal politik kuat yang menggambarkan potensi besar perpindahan kader secara formal.

“Foto-foto Khairudin Juraid dengan Dasco dan Ahmad Muzani dari Gerindra merupakan teks-teks politik yang dapat dibaca sebagai isyarat dan tanda akan adanya kemungkinan besar beliau akan hengkang sebagai kader Golkar dan ‘digerindrakan’ oleh Pak Iqbal,” tegas Alfi pada Jumat (23/5/2025).

Rivalitas di Golkar Membuka Celah “Hijrah” Politik

Menurut Alfi, dinamika internal di tubuh Golkar NTB menjelang Pemilu 2029 semakin tajam. Ia menyebut peluang Khairudin untuk mencalonkan diri cukup terbatas akibat surplus kader potensial dalam partai berlambang pohon beringin itu.

“Saya berani bilang Golkar surplus deposit kader. Sehingga potensi Khairudin Juraid untuk Pileg 2029 tipis prospeknya,” ujar Alfi.

Di sisi lain, kedekatan personal antara Khairudin dan Gubernur NTB terpilih, H. Lalu Muhamad Iqbal, juga menjadi variabel penting. Ia bahkan disebut masuk dalam lingkaran inti yang aktif menyusun strategi komunikasi politik sang gubernur.

Fenomena Kader "Kutu Loncat" Masih Jadi Masalah Serius

Alfi juga menyoroti lemahnya militansi ideologis kader partai politik di Indonesia. Banyak kader yang memilih berpindah partai jika tak menemukan peluang politik di tempat asalnya.

“Ini dilema dan tantangan partai politik Indonesia. Jarang ada kadernya setia dan militan menjaga ideologis partai,” ucapnya.

Ia pun menyebut Khairudin sebagai contoh nyata pragmatisme politik modern.

“Saat ini Bang Khairudin Juraid cukup dekat dengan Pak Iqbal, bahkan saya sebut thinker-nya,” tambahnya.

Isyarat Visual dan Kritik terhadap Strategi Politik Gerindra

Dari perspektif komunikasi politik dan semiotika, foto-foto itu menjadi pesan simbolik yang sarat makna.

“Dapur belakang politik memang sulit ditebak, tapi sangat menentukan. Baik karena alasan kedekatan personal dengan Pak Iqbal maupun karena motif pragmatisme politik,” jelas Alfi.

Namun, Alfi mengingatkan bahwa menomorduakan kader internal demi figur populer dari luar bisa merugikan partai.

“Sangat disayangkan kalau Partai Gerindra rela korbankan kader sendiri demi asuh dan besarkan kader lain. Anomali politik demikian rugikan internal partai dan membahayakan integritas serta masa depan partai itu sendiri,” tegasnya.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut