Aktivis SKUAD INDEMO Nyatakan Dukungan untuk Jurnalis Tempo yang Diteror

JAKARTA, iNewsLombok.id – Sekolah Kaderisasi Untuk Aktivis Demokrasi (SKUAD) Indonesian Democracy Monitor (INDEMO) menunjukkan solidaritas terhadap jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana (Cica), yang baru-baru ini menjadi korban teror berupa pengiriman paket berisi kepala babi dan enam tikus tanpa kepala.
Pada Selasa (25/3/2025), perwakilan SKUAD INDEMO mengunjungi kantor redaksi Tempo di Palmerah untuk menyampaikan dukungan dan simpati.
Mereka disambut oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, bersama tim redaksi lainnya. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan dukungan moral kepada Cica dan menegaskan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan tugasnya.
Swary Utami Dewi dari SKUAD INDEMO menyatakan bahwa tindakan teror semacam ini tidak dapat ditoleransi dan mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini demi keadilan bagi korban.
Desyana, perwakilan SKUAD INDEMO lainnya, menyoroti bahwa insiden ini merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan yang harus dilawan bersama.
Ia berharap kasus ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap perempuan dari segala bentuk kekerasan.
Sebelumnya, pada 19 Maret 2025, kantor Tempo menerima paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada Cica. Dua hari kemudian, teror berlanjut dengan pengiriman paket berisi enam bangkai tikus tanpa kepala. Paket tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk SKUAD INDEMO.
Ia menegaskan bahwa teror ini merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan meminta semua pihak untuk bersatu dalam menjaga demokrasi di Indonesia.
Insiden ini mendapat perhatian luas dari masyarakat sipil. Maria Catarina Sumarsih, aktivis hak asasi manusia, bersama elemen masyarakat sipil lainnya, mengunjungi kantor Tempo untuk memberikan dukungan kepada Cica, menyerahkan seikat mawar putih sebagai simbol solidaritas.
Kasus teror terhadap jurnalis ini menambah daftar panjang ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia.
Komunitas pers dan masyarakat sipil diharapkan terus memberikan dukungan dan mendorong penegakan hukum yang adil bagi para pelaku intimidasi terhadap jurnalis.
Editor : Purnawarman