Di Balik MotoGP: Puluhan Sekolah di Lombok Tengah Rusak, Siswa Harus Belajar di Musala
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/02/17/aea8c_sekolah-rusak.jpg)
Lombok Tengah, iNewslombok.id- Capaian 'mendunia' karena berhasil menyelenggarakan perhelatan event-event internasional seperti MotoGP dan Worldsuperbike (WSBK) nyatanya tak menjadikan Kabupaten Lombok Tengah bisa dikatakan gemilang di semua sektor.
Masih ditemukannya puluhan sekolah yang tampak memprihatinkan dapat menjadi salah satu indikator Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah tak harus membusungkan dada.
Seperti yang ditemukan di lapangan, beberapa sekolah mengalami kerusakan parah yang tak kunjung diperbaiki.
Salah satunya adalah SDN 2 Sengkol. Atap di sejumlah ruang kelas di sekolah itu nampak menganga lebar. Tak hanya atap, di ruang kelas yang lain, sejumlah kerusakan juga ditemukan.
Kondisi kerusakan itu diketahui telah terjadi sejak 2018 lalu. Pihak sekolah pun telah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah, namun tak kunjung mendapat respon.
"Sudah kami laporkan, tapi belum kunjung diperbaiki," ujar Kepala Sekolah SDN 2 Sengkol Lalu Muhzar, Jumat (17/2/2023).
Muhzar menyebut, karena kondisi ruang belajar tak memungkinkan, para siswa pun harus rela belajar di perpustakaan dan musala sekolah setempat.
"Belajar di ruang perpustakaan dan mushalla," ujar Muzhar dengan nada terenyuh.
SDN 2 Sengkol setidaknya mengalami kondisi yang lebih baik daripada SDN Buncalang, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Sekolah negeri tersebut diketahui telah rubuh bertahun-tahun tapi tak kunjung ada perbaikan.
Beberapa sekolah lain seperti SDN Tuban, SDN Repuk Sintung, SDN Bejelo, SDN Lajut dan SMPN 9 Praya Barat juga mengalami kondisi serupa. Sekolah-sekolah itu mengalami kerusakan dan tak mendapat respon lanjutan untuk diperbaiki.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sendiri mengkalim, sekolah-sekolah itu tak kunjung diperbaiki karena kondisi nggaran daerah minim.
"Anggaran masih minim, tak mencukupi dari APBD," ucap Wakil Bupati Loteng Nursiah, kemarin.
Ia mengaku, APBD Pemda Lombok Tengah masih minim diakibatkan oleh kasus pandemi covid-19 yang telah melanda daerah di Indonesia dan dunia, khususnya di NTB.
"Anggaran belum pulih karena covid-19 kemarin," terangnya.
Dari data Dinas Pendidikan Lombok Tengah sendiri, dipaparkan, jumlah sekolah yang rusak dan tidak layak ditempati mencapai 84 unit.
Terhadap sekolah-sekolah yang rusak itu, pihaknya telah mengalokasikan dana perbaikan sekitar Rp2 miliar.
"Tapi tidak cukup semuanya," tutur Wabup.
Sehingga, dengan keterbatasan nominal dana tersebut, pihaknya mengatakan akan mengalokasikan dana ke sekolah skala prioritas untuk ditangani.
Pemerintah daerah pun mendorong agar para orang tua siswa ikut terlibat untuk memperbaiki kerusakan di sekolah.
"Orang tua siswa berperan serta dalam membantu menangani sekolah-sekolah yang rusak, tentunya sesuai dengan koridor dan aturan yang berlaku," katanya. (*)
Editor : Dewi Ayu Tri Anjani